Perbandingan PSSI Era Edy Rahmayadi vs Erick Thohir: Dulu Gelar Liga Putri, Kini Fokus Naturalisasi

Irwan Febri Suara.Com
Kamis, 10 Juli 2025 | 14:40 WIB
Perbandingan PSSI Era Edy Rahmayadi vs Erick Thohir: Dulu Gelar Liga Putri, Kini Fokus Naturalisasi
Kolase Edy Rahmayadi dan Erick Thohir. (Dok. PSSI)

Suara.com - Pernyataan kontroversial yang disampaikan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, berkaitan dengan penyelenggaraan Liga 1 Putri dan Piala Indonesia membuatnya dibanding-bandingkan dengan Ketum sebelumnya, Edy Rahmayadi.

Kepengurusan PSSI di era Erick Thohir belakangan ini memang kerap kali mendapatkan kritikan dari publik lantaran tak terselenggaranya ajang Liga 1 Putri dan Piala Indonesia yang sempat bergulir di era Edy Rahmayadi.

Padahal, publik sempat berharap banyak kepada sosok Erick Thohir yang dinilai mampu memberikan perubahan besar terhadap sepak bola di Indonesia, terutama dalam meningkatkan kualitas kompetisi di Tanah Air.

Lantas, bagaimana perbandingan kepengurusan Erick Thohir dengan Edy Rahmayadi yang belakangan ini mulai disoroti oleh publik? Berikut Suara.com menyajikan ulasannya.

PSSI Era Edy Rahmayadi

Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan arahan kepada para pemain Timnas U-16. (suara.com/Edie Prasetyo)
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi memberikan arahan kepada para pemain Timnas U-16. (suara.com/Edie Prasetyo)

Edy Rahmayadi, yang mulai menjabat sebagai Ketum PSSI pada 2016, memberikan sejumlah gebrakan baru. Kepengurusannya dimulai dengan mengembalikan kembali roda kompetisi setelah sanksi FIFA dicabut.

Sebab, setahun kemudian, dia bisa membantu lahirnya kompetisi Liga 1 2017. Di era dia pula, hadir sosok pelatih asal Spanyol, Luis Milla, yang mampu membuat perubahan besar terhadap Timnas Indonesia.

Selain kompetisi di berbagai level, mulai dari Liga 1, Liga 2, dan Liga 3, Edy Rahmayadi juga membidani lahirnya Elite Pro Academy (EPA) di sejumlah kelompok usia yang pertama kali bergulir pada tahun 2019.

Pada tahun yang sama, PSSI juga berhasil menyelenggarakan Liga 1 Putri untuk pertama kalinya, dibarengi dengan perhelatan Piala Indonesia. Memang, di era Edy, ada sekian kontroversi yang muncul ke permukaan.

Baca Juga: Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang

Di antaranya ialah isu rangkap jabatan karena ketika itu dia menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Hubungan PSSI dengan media dan suporter juga merenggang. Selain itu, tidak ada prestasi signifikan yang diraih Timnas Indonesia senior.

PSSI Era Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir. [Suara.com/Achmad Fauzi].
Menteri BUMN Erick Thohir. [Suara.com/Achmad Fauzi].

Sementara itu, di era PSSI kepemimpinan Erick Thohir, ada sejumlah pencapaian yang sukses diukir federasi. Beberapa di antaranya yakni peningkatan kualitas kompetisi, seperti aspek perwasitan, infrastruktur stadion, hingga profesionalisme klub.

Di era Erick Thohir pula, kompetisi kasta tertinggi juga mulai menerapkan teknologi VAR. PSSI juga memiliki kedekatan khusus dengan FIFA dan AFC dalam mengembangkan sepak bola di Indonesia.

Sampai saat ini, ET masih dinilai terlalu fokus dengan tim nasional. Sebabnya, dia terlalu banyak melakukan naturalisasi pemain keturunan. Ini terjadi di semua level, baik itu tim junior, senior, maupun putri.

PSSI di level senior juga memiliki pencapaian impresif karena mampu lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Di level U-17, Nova Arianto juga bisa meloloskan anak asuhnya ke Piala Dunia U-17 2025.

Sayangnya, di Era Erick Thohir yang sudah menjabat lebih dari dua tahun, kompetisi untuk sepak bola putri masih belum bisa digelar. Tak hanya itu, Piala Indonesia yang dinanti-nanti juga tak kunjung dihelat.

Kontributor: Muh Faiz Alfarizie

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI