Suara.com - Kabar cedera yang menimpa striker andalan Timnas Indonesia, Ole Romeny, saat membela Oxford United di Piala Presiden 2025 jadi pukulan telak.
Kehilangan Ole Romeny jelang Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 tentu menimbulkan kekhawatiran bagi pelatih Patrick Kluivert dan publik sepak bola nasional.
Namun, di tengah kekhawatiran itu, Timnas Indonesia masih bisa berharap dengan pemain keturunan Belanda, Mauro Zijlstra.
Ketiadaan Ole Romeny yang menepi karena cedera, bisa tergantikan dengan kehadiran Mauro Zijlstra yang kabarnya tengah menjalani proses naturalisasi.
Siapakah yang lebih baik? Siapa yang lebih cocok dengam taktik Kluivert di Timnas Indonesia?
Ini bukan sekadar perbandingan nama, melainkan perbandingan dua tipe striker yang sangat berbeda, yang masing-masing bisa memberikan dimensi unik bagi lini serang Timnas Indonesia.

Ole Romeny: Sang Penjelajah Ruang yang Dinamis
Ole Romeny adalah representasi dari striker modern. Ia bukan penyerang statis yang hanya menunggu bola di kotak penalti.
Gaya mainnya lebih cair, cerdas, dan sangat mengandalkan pergerakan tanpa bola.
Baca Juga: 10 Fakta Brandon Scheunemann, Bek Timnas U-23 Berdarah Jerman Tapi Fasih Bahasa Jawa!
Gaya Main dan Kelebihan
Kekuatan terbesar Romeny adalah kemampuannya membuka ruang.
Ia gemar turun menjemput bola, menarik bek tengah lawan keluar dari posisinya, dan menciptakan celah bagi pemain lain seperti Rafael Struick atau para gelandang serang untuk menusuk.
Work rate-nya tinggi, membuatnya efektif dalam melakukan pressing pertama. Ia adalah tipe striker yang membuat rekan-rekannya bermain lebih baik.
Catatan Gol
Berdasarkan data dari Transfermarkt, performa terbaik Romeny dalam urusan mencetak gol terjadi saat ia membela FC Emmen di Eerste Divisie (kasta kedua Liga Belanda) musim 2022/2023, di mana ia mencatatkan 11 gol dari 33 penampilan.
Di level Eredivisie (kasta tertinggi), catatannya lebih sederhana, yang menunjukkan perannya lebih sebagai fasilitator serangan ketimbang mesin gol murni.
Kerugian Tanpa Romeny
Kehilangan Romeny berarti Timnas Indonesia kehilangan fluiditas di lini depan.
Skema serangan yang cair dan saling bertukar posisi menjadi sedikit lebih kaku.
Kemampuannya untuk menjadi penghubung antara lini tengah dan depan adalah sebuah atribut yang sulit dicari penggantinya.
Mauro Zijlstra: Sang Predator Klasik di Kotak Penalti
Di sisi lain, Mauro Zijlstra adalah jawaban bagi mereka yang merindukan sosok striker nomor 9 klasik.
Ia adalah tipe pemain yang hidup dan berjaya di dalam dan sekitar kotak penalti lawan.

Gaya Main & Kelebihan
Zijlstra adalah seorang target man dengan fisik yang sangat kuat dan kemampuan duel udara yang mumpuni.
Menurut laporan media Belanda, ia dikenal sebagai finisher klinis yang tidak butuh banyak peluang untuk mencetak gol.
Kelebihan utamanya adalah insting predator di kotak 16 meter dan kemampuannya menjadi tembok pemantul bola bagi rekan-rekannya. Ia adalah titik fokus serangan yang jelas.
Catatan Gol
Statistik Zijlstra berbicara untuk dirinya sendiri.
Dilansir dari berbagai sumber data sepak bola, saat bermain untuk tim U-21 FC Volendam musim lalu, ia tampil fenomenal dengan torehan 17 gol hanya dari 18 pertandingan.
Produktivitas luar biasa ini yang membuat klub Eredivisie, NEC Nijmegen, merekrutnya. Ini adalah bukti bahwa ia adalah seorang pencetak gol alami.
Keuntungan dengan Zijlstra
Jika Zijlstra bergabung, Timnas Indonesia akan mendapatkan dimensi serangan yang selama ini hilang. Skuad Garuda akan memiliki "Plan B" yang sangat efektif.
Target Umpan Silang
Kehadirannya akan memaksimalkan potensi umpan silang dari bek sayap seperti Asnawi Mangkualam, Shayne Pattynama, atau Sandy Walsh.
Solusi Kebuntuan
Ketika permainan dari kaki ke kaki tidak berjalan, Zijlstra bisa menjadi target umpan-umpan panjang untuk menahan bola dan menunggu dukungan dari lini kedua.
Ancaman Set-Piece
Postur dan kemampuannya duel udaranya akan menjadi ancaman serius bagi lawan dalam situasi tendangan sudut atau tendangan bebas.
Perbandingan antara Romeny dan Zijlstra bukanlah tentang siapa yang lebih superior secara keseluruhan.
Ini adalah tentang pilihan taktis yang bisa diberikan kepada pelatih.
Romeny menawarkan fleksibilitas, dinamisme, dan permainan kolektif.
Sementara Zijlstra menawarkan kekuatan fisik, duel udara, dan jaminan gol di kotak penalti.
Kehilangan Romeny memang sebuah kerugian, namun potensi kedatangan Zijlstra bisa menjadi berkah tersembunyi yang memberikan Timnas Indonesia senjata baru yang lebih tajam dan bervariasi untuk menaklukkan lawan-lawan di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.