Suara.com - Gelandang keturunan dengan nilai pasar Rp4,3 miliar kedapatan sudah salaman dan mengaku siap membela Timnas Indonesia.
Sosok gelandang keturunan itu adalah Finn Dicke. Dalam wawancaranya dengan @blood.indonesie.id di Instagram, ia mengaku terbuka untuk membela Timnas Indonesia.
“Sesuatu yang bagus jika mereka (Indonesia) menginginkan saya bergabung,” kata Finn Dicke, dikutip dari @blood.indonesie.id di Instagram.
“Akan tetapi sayangnya mereka belum menghubungiku dan aku sangat terbuka jika mereka (Indonesia) menghubungiku,” lanjutnya.
Meski belum dihubungi, belum lama ini gelandang berusia 20 tahun itu tampak sudah bersalaman dengan salah satu pihak dari Timnas Indonesia.
Salaman itu dilakukannya dengan penyerang Tim Garuda, Rafael Struick, yang menjadi teman latihannya selama musim panas 2025.
Hal ini terlihat di kolom komentar akun Dicke yang mengunggah momen latihan bersama Struick. Unggahan itu kemudian dikomentari striker baru Dewa United itu dengan emoji salaman.
Tak ayal, momen latihan dan komentar Struick itu membuat pendukung Timnas Indonesia berharap Dicke mau membela panji Merah Putih.
Apalagi posisinya sebagai gelandang bertahan amat dibutuhkan Tim Garuda untuk mengarungi ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Baca Juga: Jawaban Jujur Orang Dalam Timnas Indonesia Soal Jens Raven Gantikan Ole Romeny
Terlebih di posisi tersebut, Timnas Indonesia butuh regenerasi karena dua pemainnya, Joey Pelupessy dan Thom Haye, sudah berada di usia kepala tiga.
Sekilas tentang Finn Dicke
Finn Dicke ternyata merupakan pemain keturunan Indonesia yang lahir di Den Haag, Belanda, pada 14 September 2004 atau saat ini berusia 20 tahun.
Dicke diketahui memiliki darah keturunan Indonesia dari nenek dari pihak sang ayah yang lahir di ibu kota Tanah Air, Jakarta.
Karena darah keturunan yang dimilikinya, Dicke disebut-sebut sempat masuk radar PSSI untuk dinaturalisasi.
Selain karena punya darah Indonesia, PSSI ingin menaturalisasinya karena posisi gelandang bertahan yang dimainkannya amat dibutuhkan oleh Tim Garuda.
Berbicara soal kariernya, Dicke meniti karier di ADO Den Haag. Ia menimba ilmu di klub tanah kelahriannya dalam waktu cukup lama, yakni 2013-2021.
Setelah itu Dicke berhasil naik kelas ke tim utama ADO Den Haag pada 2022 dan menjalani masa peminjaman di klub Portugal, Estoril U-23.
Pada bursa transfer Januari 2023, ADO Den Haag mengambil keputusan melepas Dicke secara permanen ke Estoril U-23 dengan biaya yang tak disebutkan.
Butuh waktu lama bagi Dicke untuk bisa masuk tim utama Estoril. Tercatat, ia membutuhkan waktu selama 1,5 musim agar bisa masuk tim utama.
Usai masuk tim utama guna musim 2024-2025, Dicke pun harus rela dipinjamkan klub kasta kedua Belanda, SK Beveren.
Di musim 2024-2025 kemarin, Dicke mencatatkan 16 penampilan bagi SK Beveren di segala ajang, yakni di Challenger Pro League dan Croky Cup.
Setelah menjalani masa peminjaman selama satu musim, Dicke kembali ke Estoril di mana ia masih memiliki kontrak hingga Juni 2027.
Sepanjang kariernya, Dicke telah tampil sebanyak 74 kali di level kelompok umur dan senior, dengan berhasil mencetak lima gol serta tiga assist.
Dengan pengalamannya yang mumpuni di usia yang baru 20 tahun, Dicke bisa menjadi suksesor Joey Pelupessy di lini tengah Timnas Indonesia.
Namun untuk menggaetnya, PSSI harus bisa meyakinkan Dicke, mengingat ia sempat dipanggil Timnas Belanda U-18 pada 2021.
(Felix Indra Jaya)