Suara.com - Hasil drawing ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menempatkan Timnas Indonesia pada grup yang berat.
Timnas Indonesia berada di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak, setelah drawing dilakukan AFC di Kuala Lumpur, Malaysia pada 17 Juli 2025.
Kedua negara tersebut, Arab Saudi dan Irak, tergabung dari Pot 1 dan Pot 2, sementara Indonesia masuk Pot 3.
![Skuad Timnas Indonesia dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia .elawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/17/33779-timnas-indonesia.jpg)
Timnas Indonesia akan lebih dulu menghadapi Arab Saudi pada 8 Oktober 2025 dan menghadapi Irak pada 11 Oktober. Semua pertandingan akan berlangsung di Arab Saudi.
Hanya juara grup yang otomatis lolos ke Piala Dunia 2026. Runner-up akan lanjut ke ronde kelima dan peringkat ketiga harus mengubur mimpi masuk ke Piala Dunia 2026.
Rekam jejak pertemuan atau head to head Indonesia melawan kedua tim ini menjadi sorotan karena menggambarkan betapa beratnya perjuangan yang akan dilalui oleh tim asuhan Patrick Kluivert.
Arab Saudi

Melawan Arab Saudi, Indonesia memiliki sejarah panjang yang didominasi hasil negatif. Dalam 14 pertemuan yang tercatat, Indonesia hanya mampu meraih satu kemenangan, dua hasil imbang, dan menderita 11 kekalahan.
Catatan ini tentu bukan modal ideal, tetapi menariknya, satu-satunya kemenangan Indonesia atas Arab Saudi terjadi belum lama ini.
Baca Juga: Ole Romeny Cedera, PSSI Tambah 2 Pemain Keturunan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026
Kemenangan tersebut hadir dalam laga kandang pada 19 November 2024. Saat itu, Indonesia berhasil mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0 dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia.
Kemenangan ini menjadi semacam titik balik dalam sejarah pertemuan kedua tim yang selama puluhan tahun selalu dimenangkan oleh Arab Saudi.
Sebelum kemenangan itu, pertemuan terakhir kedua tim berakhir imbang 1-1. Laga tersebut berlangsung pada 5 September 2024 di markas Arab Saudi.
Hasil imbang ini memperlihatkan bahwa Indonesia mulai menunjukkan perlawanan serius, terutama setelah diarsiteki oleh pelatih asing dan mulai dipenuhi pemain naturalisasi berkualitas.
Namun, jika menilik perjalanan sebelumnya, Arab Saudi selalu tampil dominan. Dari periode 1981 hingga 2014, Indonesia tidak pernah menang.
Bahkan dalam beberapa laga, Garuda menderita kekalahan dengan skor telak seperti 0-6 (2003) dan 0-5 (2003). Rentetan kekalahan ini sempat membuat jarak kualitas antar kedua tim terasa begitu jauh.
Irak

Lalu bagaimana dengan Irak? Rekam jejak Indonesia jauh lebih buruk.
sembilan pertemuan yang pernah tercatat, Indonesia belum pernah meraih satu kemenangan pun. Hasil terbaik yang pernah diraih hanyalah imbang 1-1 pada tahun 1973.
Selebihnya, Indonesia harus mengakui keunggulan Irak di delapan pertandingan lainnya. Irak bahkan sering kali menang dengan skor mencolok.
Misalnya, kemenangan 4-0 di Merdeka Tournament 1978 dan 5-1 pada laga kualifikasi Piala Dunia tahun 2023.
Kekalahan terakhir dari Irak terjadi pada 6 Juni 2024. Laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu berakhir dengan kekalahan 0-2 untuk Indonesia.
Kekalahan itu sekaligus mempertegas dominasi Irak atas skuad Garuda dalam dua dekade terakhir.
Melihat catatan ini, Indonesia akan menghadapi dua tim yang secara statistik berada di atas kertas.
Meski kini banyak hal telah berubah, terutama dari segi materi pemain dan dukungan publik, sejarah tetap menjadi pengingat bahwa perjuangan akan sangat berat.
Namun, Indonesia tidak boleh gentar. Kemenangan 2-0 atas Arab Saudi pada akhir 2024 membuktikan bahwa segala hal bisa terjadi di sepak bola.
Persiapan mental dan fisik juga sangat penting. Lawan-lawan seperti Irak dan Arab Saudi dikenal lihai dalam memanfaatkan momen, baik secara taktikal maupun psikologis. Indonesia tidak boleh terpancing dan harus tetap fokus dengan gaya main sendiri.
Rotasi dan kedalaman skuad juga jadi kunci. Jadwal yang padat dan kompetisi yang ketat membuat semua pemain harus siap tampil kapan saja.
Kontributor: Aditia Rizki