Kasak Kusuk Joan Laporta, Liga Super Eropa Batal, Format Liga Champions Diubah?

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 26 Juli 2025 | 10:32 WIB
Kasak Kusuk Joan Laporta, Liga Super Eropa Batal, Format Liga Champions Diubah?
Kasak Kusuk Joan Laporta, Superliga Batal, Format Liga Champions Diubah? [Instagram Joan Laporta]

Suara.com - Presiden Barcelona Joan Laporta mengungkap bahwa proyek kontroversial Liga Super Eropa (ESL) kini tengah berada di titik krusial.

Laporta menyebut saat ini prosesnya tengah melakukan pembicaraan serius dengan UEFA untuk merombak format Liga Champions.

Jika tercapai kesepakatan, maka Superliga—yang hingga kini masih melibatkan Barcelona, Real Madrid, dan perusahaan A22—bisa saja dibatalkan secara resmi.

Dalam wawancara eksklusif bersama Mundo Deportivo, Laporta menyebut bahwa UEFA, di bawah kepemimpinan Aleksander Ceferin, telah mengirimkan perwakilan untuk berdiskusi langsung dengan CEO Superliga Bernd Reichart dan tim hukumnya.

“Saya selalu berusaha menjadi jembatan antara Superliga dan UEFA,” ujar Laporta seperti dikutip dari Football Espana.

Logo Liga Super Eropa
Logo Liga Super Eropa

Salah satu poin yang hampir disepakati kedua belah pihak adalah ide platform streaming gratis milik Superliga, yang memungkinkan penggemar di seluruh dunia mengakses pertandingan tanpa biaya. Ini disebut-sebut sebagai upaya revolusioner untuk memotong ketergantungan pada siaran berbayar dan membuka potensi pendapatan baru.

“Saya melihat adanya itikad baik dari UEFA, dan Ceferin adalah orang yang kompeten dan bisa dipercaya. Kami sedang bekerja ke arah sana,” lanjut Laporta.

Dari Konfrontasi Menuju Kolaborasi

Proyek Superliga yang semula digagas sebagai liga tertutup yang akan memutus hubungan dengan UEFA kini berbalik arah.

Baca Juga: Tolak Xavi Hernandez sebagai Pelatih Timnas, PSSI-nya India: Kami Gak Punya Duit

Laporta menegaskan bahwa tujuan awal sebenarnya bukanlah konfrontasi, melainkan perbaikan terhadap sistem kompetisi Eropa.

“Sejak awal kami ingin kompetisi yang terbuka dan berbasis meritokrasi. Kami tidak ingin memusuhi siapa pun, hanya ingin format yang lebih menguntungkan bagi klub dan pengembangan sepak bola Eropa,” kata dia.

Dua isu utama dalam tarik ulur antara Superliga dan UEFA adalah kontrol dan pendapatan.

European Clubs Association (ECA)—yang kini dipimpin oleh Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi—memegang peran kunci dalam keputusan UEFA.

Logo UEFA [Instagram @uefa_official]
Logo UEFA [Instagram @uefa_official]

Namun, dengan format Liga Champions yang disebut Laporta mampu meningkatkan pendapatan hingga 20% dibanding format sebelumnya, harapan rekonsiliasi semakin nyata.

Meski Real Madrid dikenal paling keras mengkritik UEFA—terutama lewat Presiden Florentino Perez yang menuduh UEFA mengambil keuntungan dari klub—Laporta memastikan bahwa Los Blancos tetap terlibat dan sepakat dengan arah negosiasi.

“Kami bahas ini bersama di markas Superliga. Kami semua berada di jalur yang sama. Mungkin karena kami tak pernah terlalu keras berkonfrontasi, jadi lebih mudah menjalin komunikasi dengan UEFA. Tapi kami bekerja seirama dalam proses ini,” ungkap Laporta.

Jika kesepakatan tercapai, maka dunia sepak bola Eropa akan menyaksikan era baru, kolaborasi antara UEFA dan penggagas Superliga untuk menghadirkan kompetisi yang lebih terbuka, menguntungkan, dan ramah terhadap penggemar global.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI