Kebakaran KM Barcelona V: KNKT Ungkap Kendala Bahasa dan Temukan Fakta Mengejutkan Soal Penumpang

Kamis, 24 Juli 2025 | 14:52 WIB
Kebakaran KM Barcelona V: KNKT Ungkap Kendala Bahasa dan Temukan Fakta Mengejutkan Soal Penumpang
Sejumlah kru dari PT Surya Pasific Indonesia (SPI) memakai perahu mendinginkan KM Barcelona setelah terbakar di perairan Talise, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Selasa (22/7/2025). [ANTARAFOTO/Yegar Sahaduta Mangiri/YU/tom]

Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus mendalami penyebab kebakaran yang menimpa Kapal Motor (KM) Barcelona V di perairan dekat Pulau Talisei, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu (20/7/2025) kemarin.

Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan bahwa saat ini proses investigasi masih berlangsung di lokasi kejadian.

Tim KNKT sedang mengumpulkan berbagai data dan keterangan dari kru kapal dan saksi mata yang berada di kapal saat insiden terjadi.

"Kalau kebakaran kapal Barcelona, tim KNKT masih di sana, kita masih mengumpulkan data," kata Soerjanto saat ditemui awak media di Sleman, Kamis (24/7/2025).

Soerjanto mengakui ada kendala yang dihadapi tim ketika mengumpulkan informasi.

Termasuk kendala komunikasi antara tim KNKT yang mayoritas berasal dari Jawa dengan para saksi yang berasal dari Sulawesi Utara.

"Ini kendala kita orang di Jawa ketemu orang di Sulawesi Utara, kan logatnya agak-agak berbeda. Jadi kita juga lagi dengan pelan-pelan untuk memahami apa yang terjadi di kapal itu," ucapnya.

Hingga saat ini, KNKT belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran.

Salah satu yang coba ditelaah yakni terkait dengan titik awal munculnya api di kapal.

Baca Juga: Hari Ketiga Insiden KM Barcelona 5, Upaya Pendinginan dan Pencarian Korban Terus Dilakukan

"Jadi kita juga mempelajari dari keterangan berapa saksi, berapa kru yang ketika itu mengetahui proses terjadinya, awal api dari mana, nah ini masih kita selidiki," ucapnya.

Selain aspek teknis, KNKT tak lepas turut menelusuri kelengkapan dokumen pelayaran serta mengecek kondisi laik jalan kapal tersebut.

Hal ini penting untuk menilai apakah kapal telah memenuhi standar keselamatan saat beroperasi atau tidak.

"Termasuk dokumen lagi kita kumpulkan," imbuhnya.

Disampaikan Soerjanto, KNKT juga tengah mendalami soal perbedaan jumlah penumpang di manifest dengan kondisi riil di kapal.

Sebelumnya terungkap bahwa jumlah penumpang yang diselamatkan ternyata mencapai 580 orang atau nyaris dua kali lipat dari data manifes resmi sebanyak 280.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI