Laga Final Tak Bisa Diukur dari Harga
Perbedaan mencolok dalam harga pasar pemain tidak menjamin hasil akhir di lapangan. Sepak bola bukan sekadar tentang nilai ekonomi, tapi soal kerja sama tim, strategi pelatih, dan mentalitas bertanding.
Meski unggul secara nilai, Timnas Indonesia U-23 harus tetap mewaspadai determinasi Vietnam yang telah terbukti solid di turnamen ini.
Bahkan, sejarah mencatat bahwa Vietnam U-23 kerap menjadi batu sandungan bagi tim-tim besar Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Keunggulan mereka dalam hal organisasi permainan dan stamina juga kerap menjadi senjata utama dalam menumbangkan lawan.
Indonesia memang memiliki skuad bertabur bintang muda, namun kemenangan tak hanya ditentukan oleh popularitas.
Performa di lapangan, konsistensi, dan kedisiplinan akan menjadi faktor penentu siapa yang keluar sebagai juara.
Latar Belakang Kekuatan Masing-Masing Tim
Timnas Indonesia U-23 di bawah kendali Vanenburg memiliki gaya bermain yang atraktif dan menyerang. Dengan dukungan ribuan suporter di SUGBK, mereka tentu diunggulkan.
Namun tekanan bermain di kandang juga bisa menjadi pedang bermata dua jika tak dikelola dengan baik.
Sementara Vietnam, meski secara nilai pasar kalah, mereka punya mental juara. Mereka sudah beberapa kali tampil di final dan memiliki pengalaman yang cukup dalam mengatasi tekanan.
Baca Juga: 5 Pemain Kunci Timnas Indonesia U-23 yang Sukses Repotkan Thailand
Rotasi pemain yang efektif serta kemampuan membaca permainan lawan menjadi kekuatan tersendiri bagi tim asal Negeri Naga Biru ini.
Final Piala AFF U-23 2025 dipastikan akan menjadi ajang pembuktian dua filosofi berbeda: antara kekuatan finansial dan nilai pasar tinggi yang dimiliki Indonesia, dengan stabilitas permainan dan mentalitas juara yang diusung Vietnam.