Suara.com - Pendukung setia Persebaya Surabaya, Bonek, turut dibawa-bawa oleh seorang pemerhati sosial dan budaya, Irfan Wesi, dalam diskusi soal fenomena yang tengah panas di Indonesia, Sound Horeg.
Irfan Wesi membawa nama Bonek dalam pembelaannya mengenai fenomena Sound Horeg yang menjamur di Jawa Timur dan tengah menuai kritik pedas dari masyarakat Indonesia.
Dalam beberapa hari ke belakang, Sound Horeg yang populer di Jawa Timur tengah mendapat sorotan negatif karena dianggap mengganggu.
Bagaimana tidak? Sound Horeg sendiri merupakan fenomena penggunaan sistem audio berukuran besar dan menghasilkan suara yang keras dan menggelegar.

Bahkan dalam beberapa rekaman video amatir, kegiatan memainkan Sound Horeg ini terkadang merusak fasilitas seperti jembatan, gapura, hingga rumah warga.
Salah satunya terlihat dalam rekaman video yang diunggah akun @beritatentangbanyuwangi, di mana beberapa orang hendak merobohkan gapura agar Sound Horeg bisa lewat.
Selain itu, Sound Horeg juga menuai kritik pedas karena suara yang dihasilkan menjadi polusi suara. Dilansir dari berbagai sumber, tingkat kebisingan suaranya bisa melebihi 100 desibel (dB).
Padahal ambang batas pendengaran manusia yang direkomendasikan WHO adalah 85 desibel untuk durasi beberapa jam.
Karenanya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram untuk Sound Horeg usai dianggap menimbulkan mudarat.
Baca Juga: Menguak Asal Sound Horeg: Benarkah Ciptaan Sosok Thomas Alva Edisound Horeg?
Sejak putusan itu keluar, Sound Horeg pun menjadi bahas diskusi. Beberapa pakar budaya, dokter, politisi, hingga publik figur kerap mendiskusikan soal fenomena ini.
Salah satunya adalah pemerhati sosial dan budaya, Irfan Wesi. Ia mendukung Sound Horeg sebagai bagian dari kebudayaan Jawa Timur.
Namun saat memberi pendapatnya soal Sound Horeg, Irfan Wesi justru membawa-bawa nama Bonek yang dikenal sebagai pendukung Persebaya Surabaya.
Ia membawa nama Bonek itu saat berdiskusi di sebuah program bernama Dua Sisi yang ditayangkan di televisi swasta Tanah Air, TvOne.
“Sound Horeg itu bagi saya ga ada masalah, apalagi rakyat Jawa Timur, arek-arek Suroboyo biasa dengan jiwa luar biasa,” buka Irfan Wesi dalam diskusi di program Dua Sisi itu.
“Ini tidak sesuai dengan pidato Pak Karno (Soekarno) tadi. Jatuh, bangkit, jatuh, bangkit. Arek-arek Suroboyo ini, arek-arek Bonek,” lanjut Irfan Wesi.