Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir disebut-sebut memerintahkan I.League alias PT Liga Indonesia Baru menggelar Liga Putri pada 2027.
Padahal, sudah banyak desakan dari pecinta sepak bola Tanah Air karena sudah terlalu lama tak ada kompetisi sepak bola wanita.
Hal ini seperti disampaikan oleh Direktur Utama I.League Ferry Paulus kepada awak media di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Sebelum kompetisi sesungguhnya dimulai, PSSI mau I.League menggelar turnamen terlebih dahulu sebagai uji coba.
Sekadar informasi, Liga Putri terakhir kembali digelat pada 2019. Saat itu, Persib puteri sukses menjadi kampiun ajang tersebut.
"Liga Putri (mulai) 2027," kata Ferry Paulus.
"Iya, (pengelolaan Liga Putri) diserahkan ke LIB (I League)."
"Musim depan trial dulu, (operatornya) LIB," sambung mantan bos Persija Jakarta tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah meminta I.League untuk menggelar turnamen pra-musim Liga Putri pada 2026.
Baca Juga: Final ASEAN Indonesia vs Vietnam, Erick Thohir Minta Timnas Main Keras!
Turnamen pra musim itu merupakan bagian dari rencana strategis PSSI untuk memulai pengembangan Liga Putri. Tidak banyak-banyak, kejuaraan ini mungkin cuma diikuti oleh 4 klub saja.
"Saya akan minta PT LIB untuk coba pra-musim terlebih dahulu," ujar Erick Thohir yang juga seorang menteri BUMN tersebut.
"Mungkin dimulai dari empat klub seperti Persib, Persija, Dewa United, dan klub dari Banten atau Tangerang."
"Ini sebagai tahap awal untuk melihat seberapa besar talenta yang kita miliki," tutur Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Turnamen pramusim Liga Putri yang digagas pada tahun 2026 menjadi tahap awal untuk mengukur sejauh mana kesiapan klub, pemain, dan infrastruktur dalam menyambut bergulirnya kompetisi resmi pada tahun 2027.
PSSI berharap dari turnamen ini bisa terpetakan potensi, tantangan, serta kebutuhan teknis dan non-teknis dalam penyelenggaraan Liga Putri secara profesional.
Format kompetisi yang akan diterapkan pada 2027 pun tengah dikaji oleh I.League, termasuk soal durasi musim, sistem kompetisi penuh atau turnamen, serta keterlibatan klub-klub profesional yang sudah memiliki tim putri.
PSSI juga membuka ruang kerja sama dengan klub Liga 1 dan Liga 2 agar lebih banyak tim yang membentuk dan mengembangkan skuad putri mereka.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang untuk membangun fondasi sepak bola wanita yang lebih kokoh dan berkelanjutan.
Selain itu, dengan adanya Liga Putri, diharapkan bisa muncul lebih banyak pemain yang dapat diproyeksikan ke Timnas Putri Indonesia di masa depan.
PSSI dan I.League juga menggandeng beberapa pemangku kepentingan, termasuk kementerian terkait, sponsor, dan media untuk memastikan keberlangsungan liga berjalan dengan dukungan yang kuat.
Target jangka panjangnya adalah menjadikan Liga Putri sebagai kompetisi yang kompetitif, menarik, dan mampu bersaing di tingkat regional Asia Tenggara.
Selain aspek kompetisi, PSSI juga mendorong klub-klub peserta untuk mulai membangun ekosistem pembinaan usia dini bagi sepak bola wanita.
Dengan demikian, regenerasi pemain bisa berlangsung lebih terstruktur dan berkelanjutan. Program akademi dan kepanduan pun akan menjadi bagian integral dari roadmap pengembangan sepak bola wanita ke depan.
PSSI berkomitmen agar Liga Putri tidak hanya menjadi ajang seremonial, melainkan bagian dari sistem kompetisi nasional yang profesional dan konsisten digelar setiap musim.
Oleh karena itu, aspek regulasi, lisensi klub, kualitas pelatih, hingga penyediaan standar venue akan menjadi perhatian utama sejak tahap awal pelaksanaan.
Upaya lain yang juga dikembangkan adalah peningkatan kapasitas SDM, seperti pelatih, wasit, dan ofisial pertandingan perempuan.
Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ruang lebih besar bagi perempuan untuk berperan di berbagai lini dalam industri sepak bola nasional.
Dengan dukungan dari federasi dan operator liga, serta komitmen klub-klub peserta, Liga Putri diharapkan bisa menjadi tonggak kebangkitan sepak bola wanita di Indonesia.
Target jangka panjangnya adalah membawa Timnas Putri Indonesia mampu bersaing di level Asia, bahkan dunia, dengan mengandalkan kompetisi domestik yang sehat dan berdaya saing tinggi.