Suara.com - Timnas Indonesia bisa mendapatkan sejumlah keuntungan setelah penyerang keturunan Indonesia-Belanda yang memiliki harga pasar Rp1,30 miliar, Mauro Zijlstra, berpeluang besar tampil pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Kabar soal peluang bergabungnya Mauro Zijlstra itu mencuat setelah Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebut apabila proses naturalisasinya sudah semakin maju, dan yang terakhir telah mendapatkan lampu hijau dari Presiden Prabowo Subianto.
“Nah, sekarang saya mengucapkan terima kasih. Bapak Presiden sudah menandatangani surat naturalisasi Mauro dan tiga pemain putri, ini sudah ada di DPR," kata Erick Thohir dalam konferensi pers, Kamis (31/7/2025).
Hadirnya Mauro Zijlstra tentu bisa menambah kekuatan anak asuh Patrick Kluivert untuk menghadapi persaingan ketat melawan Arab Saudi dan Irak pada pertandingan yang berlangsung Oktober 2025 mendatang.
Berikut Suara.com menyajikan sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan Timnas Indonesia setelah Mauro Zijlstra berpotensi besar untuk bermain pada Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
1. Tingkatkan Kedalaman
Kehadiran Zijlstra, yang dikenal sebagai penyerang dengan fisik kuat dan kemampuan mencetak gol, diharapkan mampu meningkatkan kedalaman skuat di lini depan Timnas Indonesia.
Dengan demikian, Patrick Kluivert ini memiliki lebih banyak opsi strategis, terutama saat menghadapi tim-tim dengan pertahanan yang solid. Selain itu, persaingan antarpemain di lini serang juga bisa memotivasi semua pemain untuk tampil lebih baik.
Sebab, mereka tahu ada pemain lain yang siap menggantikan posisi mereka kapan saja. Ini merupakan faktor yang penting untuk menjaga performa tim tetap optimal di setiap pertandingan.
Baca Juga: Kiper Keturunan Bali Pasang Bendera Merah Putih: Ibu Saya Berdarah Jawa-Jepang
2. Dimensi Serangan Beragam
Mauro Zijlstra dikenal memiliki postur tubuh yang ideal. Ini membuatnya jadi target yang sangat baik untuk umpan lambung atau crossing. Gaya bermain seperti ini dapat memberikan dimensi serangan yang berbeda bagi Timnas Indonesia.
Jika sebelumnya lebih mengandalkan umpan-umpan pendek dan serangan cepat dari sayap, kini ada sosok target man yang bisa menjadi sasaran para pemain untuk mengumpan ke depan.
Dengan munculnya pemain berusia 20 tahun itu di lini depan, skuad Garuda bisa lebih efektif dalam memanfaatkan bola-bola mati, seperti tendangan sudut dan tendangan bebas. Variasi taktik ini membuat Timnas Indonesia lebih sulit untuk diprediksi oleh lawan.
3. Kualitas Finishing
Selama ini, salah satu tantangan terbesar Timnas Indonesia adalah mengonversi peluang menjadi gol. Kehadiran Zijlstra, yang memiliki insting mencetak gol dan penyelesaian akhir yang baik, diharapkan bisa mengatasi masalah ini.