Suara.com - Pemain Jawa-Kalimantan, Cheveyo Mul Balentien, winger muda berbakat milik ADO Den Haag, resmi bergabung dengan raksasa Italia, AC Milan.
Pemain berusia 18 tahun itu akan terlebih dahulu memperkuat tim AC Milan Futuro, sebelum berpeluang menembus skuad utama Rossoneri.
Balentien mengumumkan kepindahannya lewat akun Instagram pribadinya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada publik Den Haag atas dukungan selama tiga tahun terakhir.
“Terima kasih untuk semua pengalaman indah bersama ADO. Waktunya melangkah ke babak baru,” tulisnya dikutip dari Elfvoetbal, Selasa (19/8).
Menariknya, kepindahan ini terjadi hanya sepekan setelah Balentien mencatatkan debut singkat bersama tim utama ADO di Eredivisie.
Ia masuk sebagai pemain pengganti pada laga kontra Willem II, namun sudah jelas bahwa masa depannya tidak lagi di Belanda.
Padahal, ADO sebenarnya sudah menawarkan kontrak profesional pertama bagi sang winger.
Namun, kondisi internal klub yang sempat kacau membuat negosiasi berlarut-larut.
Baca Juga: Alejandro Garnacho Menuju Stamford Bridge, Chelsea Tunggu Dana Segar
Bahkan, Direktur Teknik ADO, Mark Wotte, sempat menyesalkan situasi ini.
“Cheveyo adalah talenta luar biasa. Seharusnya sejak lama ia sudah kami ikat,” ujarnya pada awal Agustus.
Sebelum memilih Milan, Balentien juga sempat menjalani masa trial di Paris Saint-Germain pada musim panas lalu.
Akan tetapi, tawaran konkret datang dari Italia, yang langsung memikat hati pemain berdarah Belanda-Suriname itu.
Balentien bukan nama asing di level akademi Belanda. Ia sempat menimba ilmu di FC Utrecht sebelum pindah ke ADO Den Haag.
Sejak membela tim U-17, penampilannya kerap mencuri perhatian hingga akhirnya mendapat kesempatan tampil di tim senior musim ini.
Di Milan, ia akan bermain di AC Milan Futuro, tim satelit Rossoneri yang berkompetisi di Serie D setelah terdegradasi dari Serie C musim lalu.
Cheveyo Mul lahir pada 18 Desember 2006. Di ADO, Ia satu tim dengan pemain keturunan Indonesia lainnya, Irfan Karijowidjojo.
Dengan tinggi 189 cm, Cheyeo dikenal sebagai penyerang yang kerap dimainkan di posisi sayap kanan (right winger). Kaki kanannya menjadi senjata utama dalam menembus pertahanan lawan.
Perjalanan sepak bola Cheyeo dimulai di klub lokal SC Buitenboys.
Hanya dalam waktu singkat, ia direkrut FC Utrecht dan bertahan selama enam musim.
Setelah itu, ia pindah ke ADO Den Haag U-18, tempatnya berkembang selama dua musim terakhir. Meski masih belia, potensinya mulai diperhitungkan di level akademi Belanda.
Darah Indonesia langsung dari kakeknya yang berasal dari Kota Amuntai, Kalimantan Selatan. Ia juga disebut-sebut memiliki darah Jawa dari keluarga besar Suriname.
Kontributor: M.Faqih