Gol ini menjadi satu-satunya sinar di tengah dominasi Mali, menunjukkan potensi Fadly sebagai penyerang masa depan.
Di babak kedua, Indonesia berusaha bangkit dengan permainan lebih terbuka, tetapi Mali tetap superior.
Dimas Adi Prasetyo, yang sebelumnya mencetak gol melawan Uzbekistan, berupaya menciptakan peluang, namun tembakan-tembakannya kurang akurat.
Kekalahan ini menyingkap fakta bahwa Garuda Muda masih perlu memoles chemistry dan ketahanan fisik.
Meski begitu, semangat juang Dafa, Fadly, dan Fabio menjadi modal berharga. Akankah evaluasi Nova membawa Timnas U-17 ke level lebih tinggi di Qatar? Publik sepak bola Indonesia menanti.