- Kerusuhan pecah usai laga PSIM vs Persib di Bantul, bus bobotoh dirusak dan terjadi bentrokan di beberapa titik.
- Erick Thohir menegaskan tanggung jawab penuh ada di I.League dan klub peserta.
- Kontras dengan prestasi woodball di level Asia, sepak bola Indonesia kembali tercoreng oleh ulah suporter.
Suara.com - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan terkait kerusuhan yang terjadi di Yogyakarta antara pendukung Persib Bandung dan PSIM tanggung jawab I.League selaku operator. Ia mengaku sudah menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada mereka.
Keributan antarpendukung terjadi di Yogyakarta pasca-PSIM bermain imbang 1-1 kontra Persib dalam pekan ketiga BRI Super League di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada Minggu (24/8/2025).
Bus yang kabarnya mengangkut pendukung Persib dirusak. Selain itu ada beberapa kericuhan di beberapa titik yang masalahnya belum jelas.
Erick mengatakan terkait permasalahan liga, PSSI sudah menyerahkan penuh kepada I.League dan klub-klub peserta Super League.

"Tanya ke I.League (kerusuhan Yogyakarta)," kata Erick Thohir kepada awak media.
"Kami sudah menyerahkan secara penuh tanggung jawab ke I.League dan klub,"
Meski begitu, lelaki yang juga Menteri BUMN tersebut menyebut PSSI tetap mengawasi kinerja I.League terkait kejadian ini.
PSSI tetap menguutamakan menjaga keselamatan suporter.
"Kami akan monitoring langkah-langkah apa yang dilakukan oleh I.League, yang pasti kami berposisi sejak awal bahwa kami ingin menyelamatkan sepak bola Indonesia, ingin memastikan suporter pulang ke rumah dengan selamat," imbuh Erick Thohir.
Baca Juga: Kenapa Persib Bandung Masih Melempem di Pekan-pekan Pertama BRI Super League 2025?
Menurut Erick kejadian ini bukan pertama kalinya. Oleh sebab itu sudah seharusnya pihak operator dan klub yang terlibat bertanggung jawab.
"Nah, jadi I.League harus bertanggung jawab, klub-klub harus bertanggung jawab," tegasnya.
"Ini sudah berkali-kali kami ingatkan, bahkan kita sudah punya Komite Suporter yang terus coba kerja sama," ia menambahkan.