- Rekam jejak positif Indra Sjafri menjadi modal utama – dengan persentase kemenangan hampir 60% di level internasional
- Keberhasilan membawa Indonesia ke final SEA Games 2019 dan kontribusinya dalam raihan emas SEA Games 2023 menjadi bukti nyata
- Tantangan lebih berat menanti di SEA Games 2025 – publik kini menuntut Indra untuk mempertahankan medali emas
Suara.com - PSSI resmi menunjuk Indra Sjafri sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-23 untuk SEA Games 2025 di Thailand. Penunjukan ini bukan tanpa alasan.
Indra dikenal sebagai arsitek berpengalaman di level kelompok umur, dengan rekam jejak yang menunjukkan konsistensi dan efektivitas dalam meraih hasil positif.
Rekam Jejak: 59% Kemenangan
Data dari Transfermarkt mencatat, Indra Sjafri sudah menukangi timnas kelompok umur (U-19, U-20, hingga U-23) dalam 34 pertandingan resmi internasional.
Dari jumlah tersebut, catatan prestasinya adalah:
20 kemenangan (58,82%)
4 hasil imbang (11,76%)
10 kekalahan (29,41%)
Artinya, hampir 6 dari 10 pertandingan timnas bersama Indra berakhir dengan kemenangan.

Angka ini menjadi indikator kuat konsistensi kinerja sang pelatih, terutama dalam ajang-ajang jangka pendek seperti turnamen regional.
Baca Juga: Kabar Buruk Lagi! Sandy Walsh Cedera di Buriram United Jelang Gabung Timnas Indonesia
Persentase kekalahan yang hanya 29 persen menunjukkan bahwa tim asuhan Indra relatif jarang benar-benar tumbang, sementara 11 persen hasil imbang memberi gambaran bahwa sebagian besar pertandingan tetap bisa diamankan dengan poin.
Konsistensi di Ajang Regional
Rekam jejak itu tak hanya angka, tapi juga terlihat nyata dalam berbagai turnamen.
Pada SEA Games 2019, Indra sukses membawa Timnas U-23 hingga partai final sebelum akhirnya kalah dari Vietnam.
Hasil ini menjadi pencapaian penting setelah sekian lama Indonesia absen di final cabang sepak bola SEA Games.
Lalu, pada SEA Games 2023 di Kamboja, meski tidak berperan langsung sebagai pelatih kepala, Indra menjadi figur penting di balik layar saat Indonesia akhirnya meraih emas setelah 32 tahun penantian.
Konsistensi ini membuat PSSI percaya, rekam jejaknya dengan persentase kemenangan tinggi adalah modal kuat untuk menghadapi SEA Games 2025.
Tantangan, Pertahankan Prestasi
Tugas Indra kali ini lebih berat. Publik kini tidak hanya berharap tim U-23 bisa menembus final, melainkan mempertahankan medali emas.
Rival seperti Vietnam dan Thailand tentu datang dengan kekuatan penuh.
Malaysia, meski dilanda skandal naturalisasi, juga tidak bisa dipandang remeh.
Dengan persentase kemenangan hampir 60 persen, Indra harus menjaga bahkan meningkatkan produktivitas kemenangan di ajang yang penuh tekanan seperti SEA Games.
Jika hanya mengandalkan statistik, peluang Indonesia tergolong cukup tinggi.
Namun sepak bola tidak semata-mata tentang angka, melainkan juga kesiapan mental, taktik, dan sinergi pemain.
![Tiga pemain Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri, Beckham Putra dan Rizky Ridho merayakan kemenangan atas China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025). [Dok. Kita Garuda]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/10/23981-tiga-pemain-timnas-indonesia-egy-maulana-vikri-beckham-putra-dan-rizky-ridho.jpg)
Filosofi Kepelatihan: Sentuhan pada Pemain Muda
Keberhasilan Indra menjaga persentase kemenangan tak lepas dari gaya kepelatihannya.
Ia dikenal dekat dengan pemain, memberi ruang berkembang, sekaligus menanamkan mental juara.
Banyak nama besar timnas senior saat ini—seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, hingga Pratama Arhan—pernah merasakan pembinaan langsung darinya.
Pendekatan ini menciptakan ikatan kuat yang kerap menjadi faktor nonteknis dalam menjaga konsistensi hasil.
Rekam jejak 58,82% kemenangan pun bukan sekadar angka, tetapi buah dari filosofi membangun fondasi jangka panjang.
Bagi publik, hanya satu kata kunci: emas. Dan itulah beban yang kini kembali dipikul Indra Sjafri.