- Presiden FIFA, Gianni Infantino, membuka wacana perubahan waktu penyelenggaraan Piala Dunia
- Piala Dunia 2034 di Arab Saudi berpotensi digelar saat bulan Ramadan
- Infantino mendorong evaluasi kalender sepak bola dunia, agar jadwal internasional bisa lebih fleksibel
Suara.com - Presiden FIFA, Gianni Infantino, memunculkan kembali perdebatan besar soal jadwal penyelenggaraan Piala Dunia.
Menurutnya, turnamen sepak bola terbesar di dunia itu tidak harus selalu digelar pada musim panas, seperti yang sudah menjadi tradisi selama puluhan tahun.
Dalam pidatonya di hadapan para perwakilan klub Eropa pada Kamis (9/10), Infantino menilai bahwa waktu pelaksanaan Piala Dunia perlu disesuaikan dengan kondisi global dan iklim di negara tuan rumah.
“Kita tidak bisa lagi menganggap Piala Dunia musim panas sebagai sesuatu yang sakral,” ujar Infantino dilansir dari Voetbal International.
“Bahkan di beberapa negara Eropa, suhu di bulan Juli bisa sangat ekstrem. Kita harus membuka pikiran dan melihat kembali kalender sepak bola dunia.”
Pernyataan ini muncul setelah Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, yang digelar pada musim dingin (November–Desember) karena suhu panas ekstrem di wilayah Timur Tengah.
Keputusan tersebut sempat menimbulkan kontroversi, tetapi pada akhirnya dianggap sukses dari sisi penyelenggaraan.
Kini, dengan Arab Saudi resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034, wacana gelaran turnamen pada musim dingin kembali menguat.
Namun, ada tantangan baru, bulan November dan Desember 2034 bertepatan dengan Ramadan, yang membuat pelaksanaan di waktu tersebut menjadi kurang ideal.
Baca Juga: Soal Strategi Timnas Indonesia Lawan Irak, Kluivert: Saya Akan Gila...
Menurut laporan media internasional, opsi yang paling realistis adalah menggeser turnamen ke Januari 2035, menjadikannya Piala Dunia pertama yang digelar di tahun berbeda dari jadwal aslinya.
Infantino juga menyinggung soal kemungkinan perubahan kalender global.
“Bulan terbaik untuk bermain sepak bola sebenarnya adalah Juni,” katanya.
“Tapi kalender Eropa tidak memaksimalkan hal itu. Kita perlu meninjau kembali sistem yang ada dan mungkin menyesuaikan jadwal agar lebih ideal untuk semua pihak.”
Meski kalender FIFA sudah ditetapkan hingga 2030, Infantino menegaskan bahwa diskusi ini penting untuk masa depan sepak bola internasional, terutama menuju Piala Dunia di Arab Saudi.
Piala Dunia 2030 sendiri akan menjadi edisi spesial karena akan digelar di Maroko, Portugal, dan Spanyol, dengan tiga laga pembuka di Argentina, Paraguay, dan Uruguay sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah 100 tahun turnamen tersebut.