- Rasmus Hojlund tampil luar biasa selama masa peminjaman di Napoli
- Keberhasilan Hojlund di Italia dan timnas Denmark memicu kritik terhadap Manchester United
- Napoli dikabarkan siap menebus Hojlund secara permanen
Suara.com - Rasmus Hojlund benar-benar menemukan performa terbaiknya musim ini setelah angkat koper dari Manchester United.
Striker muda asal Denmark itu tengah menjalani masa peminjaman di Napoli, dan penampilannya membuat media Inggris dan Denmark menyoroti kegagalan Manchester United menanganinya dengan baik.
Diboyong oleh Erik ten Hag lebih dari dua tahun lalu, Hojlund gagal menunjukkan potensi terbaiknya di Old Trafford.
Akibat performa yang mengecewakan, Manchester United memutuskan meminjamkannya ke Napoli musim ini.
Keputusan tersebut tampaknya menjadi berkah bagi Højlund.
Dalam enam laga bersama Napoli, Højlund sudah mencetak enam gol—rata-rata satu gol per pertandingan.
Pencapaian impresif ini membuat Napoli dikabarkan siap menebusnya dari Manchester United musim panas mendatang dengan harga sekitar €38 juta.
Penampilan Hojlund juga gemilang bersama timnas Denmark.
Dalam jendela internasional terakhir, ia mencetak dua gol saat Denmark menang 6-0 atas Belarus dan menambah satu gol lagi saat mengalahkan Yunani 3-1.
Baca Juga: Kondisi Pemain Timnas Indonesia Parah, Hancur Lebur Usai Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
Pelatih timnas Denmark, Brian Riemer, mengaku sangat puas dengan perkembangan striker 21 tahun ini.
“Dia berkembang pesat di tim yang tepat, dengan pasokan bola yang baik. Manchester United jelas kehilangan pemain berbakat,” sindir Riemer.
Media Inggris juga tidak ketinggalan memberikan kritik halus kepada MU.
Daily Mail menulis, “Performa Højlund sekarang lebih baik daripada seluruh lini serang Manchester United musim ini.”
Sementara Tipsbladet dari Denmark menyebut Hojlund sebagai terbaik dan menegaskan bahwa ini adalah versi terbaik Hojlund sejak era Sturm Graz.
Kebangkitan Hojlund menambah daftar panjang pemain muda yang menemukan performa terbaiknya setelah meninggalkan Inggris, sekaligus menimbulkan pertanyaan besar tentang kemampuan Manchester United mengelola talenta muda mereka.