Siapa Cocok Jadi Pelatih Timnas Indonesia Gantikan Patrick Kluivert?

Kamis, 16 Oktober 2025 | 18:20 WIB
Siapa Cocok Jadi Pelatih Timnas Indonesia Gantikan Patrick Kluivert?
Patrick Kluivert (PSSI)
Baca 10 detik
  • Kluivert dipecat karena gagal Piala Dunia.
  • PSSI incar lima pelatih top dunia.
  • Pelatih baru harus punya mental juara.

Suara.com - Keputusan mengejutkan datang dari PSSI yang secara resmi menghentikan kerja sama dengan Patrick Kluivert sebagai Pelatih Timnas Indonesia pada hari Kamis.

Pengakhiran kontrak yang lebih cepat dari jadwal dua tahun sejak Januari ini disebabkan kegagalan fatal di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Skuad Garuda terpaksa tersingkir di putaran keempat Grup B, hanya mampu menelan dua kekalahan, yaitu takluk 2-3 dari Arab Saudi dan kalah tipis 0-1 dari Irak.

Isu santer menyebut Shin Tae-yong kembali dipertimbangkan sebagai Pengganti Patrick Kluivert setelah kursi pelatih utama kosong.

Namun, pencarian nakhoda baru untuk Sepak Bola Indonesia ini memunculkan lima nama pelatih kelas dunia yang pantas diperhitungkan oleh PSSI.

Menggali Jejak Pelatih Eropa Berpengalaman Asia

Pelatih Timnas Indonesia pertama yang berpotensi besar adalah Jesus Casas, sosok asal Spanyol yang sudah sangat akrab dengan kultur Asia.

Casas menunjukkan kapasitasnya dengan melatih timnas Irak selama hampir tiga tahun, mulai November 2022 hingga Maret 2025.

Statistiknya bersama tim berjuluk Singa Mesopotamia sangat menjanjikan dengan 20 kemenangan, empat seri, dan hanya sembilan kekalahan dari 33 pertandingan, mencatat rata-rata 1,94 poin per laga, sebuah data penting untuk Calon Pelatih PSSI.

Baca Juga: Jeje Bongkar Reaksi Shin Tae-yong Usai Tahu Patrick Kluivert Dipecat PSSI

Ia juga sukses mempersembahkan satu trofi bergengsi, yakni Piala Teluk 2022/2023, yang menegaskan kemampuannya memimpin timnas di kawasan tersebut.

Sebelum menjabat pelatih kepala, Casas yang berusia 51 tahun ini pernah menjadi asisten di timnas Spanyol di bawah tiga pelatih top, termasuk Luis Enrique selama 31 laga.

Pengalamannya semakin kaya karena ia pernah menjadi Match Analyst di FC Barcelona saat meraih treble winner musim 2014/2015 di bawah asuhan Luis Enrique.

Srecko Katanec, dari Slovenia, menjadi opsi kedua Pengganti Patrick Kluivert yang juga sudah memahami iklim Sepak Bola Indonesia dan Asia.

Katanec baru saja mengakhiri masa tugasnya sebagai pelatih Uzbekistan yang berlangsung hampir empat tahun, sejak 12 Agustus 2021.

Selama memimpin 42 pertandingan, pelatih 62 tahun itu mencatatkan rata-rata 2,05 poin per laga berkat 26 kemenangan, delapan imbang, dan delapan kekalahan.

Sebelum Uzbekistan, Katanec adalah arsitek timnas Irak dari September 2018 hingga Juni 2021, membukukan 20 kemenangan, 11 imbang, dan enam kekalahan dalam 27 laga.

Mencari Inovasi dari Brasil dan Portugal

Nama ketiga yang disorot PSSI untuk masa depan Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah Osmar Loss, pelatih asal Brasil yang punya rekam jejak mentereng di Asia Tenggara dan Iran.

Loss menunjukkan performa gemilang di tahun pertamanya melatih Buriram United di Thailand, dengan langsung menyabet empat trofi, termasuk Liga Thailand, dan ASEAN Club Championship.

Meskipun belum pernah melatih tim nasional, rata-rata 2,34 poin per pertandingan yang diraih Buriram di bawah kendalinya (49 menang, 14 seri, 9 kalah dari 72 laga) membuatnya dinilai sangat cocok sebagai Calon Pelatih PSSI.

Kiprah kepelatihannya di Asia tidak hanya di Thailand; Loss juga sukses merengkuh tiga trofi bersama Persepolis FC di Iran, termasuk dua gelar liga pada musim 2022/2023 dan 2023/2024.

Menariknya, ia sudah mengenal dua pemain Pelatih Timnas Indonesia saat ini, Shayne Pattynama dan Sandy Walsh, yang pernah dilatihnya di Buriram.

Pilihan keempat Pengganti Patrick Kluivert jatuh kepada Bernardo Tavares, mantan pelatih PSM Makassar asal Portugal, yang memiliki rata-rata poin lebih rendah namun menunjukkan konsistensi luar biasa.

Tavares dinilai ideal untuk menangani Sepak Bola Indonesia karena kemampuannya mempertahankan performa PSM di tengah masalah finansial yang menghimpit tim.

Selama memimpin 129 pertandingan PSM dari April 2022 hingga Oktober 2025, rata-rata poinnya adalah 1,62, dengan catatan 55 kemenangan, 40 imbang, dan 30 kekalahan.

Pencapaian terbesarnya adalah membawa PSM meraih gelar juara Liga Indonesia musim 2022/2023 setelah penantian 23 tahun.

Selain juara liga, Tavares juga membawa PSM menjadi finalis Piala AFC zona ASEAN 2022/2023 dan semifinal ASEAN Club Championship 2024/2025, sebuah bukti track record yang baik untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 berikutnya.

Opsi Pelatih Belanda Lokal dan Berprestasi

Nama terakhir sebagai Calon Pelatih PSSI adalah Jean-Paul van Gastel, yang saat ini masih terikat kontrak dengan PSIM Yogyakarta di Liga 1.

Van Gastel menjadi pilihan logis jika PSSI tetap menginginkan sentuhan pelatih Belanda di Pelatih Timnas Indonesia pasca-Kluivert.

Keberhasilannya membawa PSIM menduduki peringkat ketiga sementara BRI Super League, dengan rata-rata 1,71 poin per laga dari tujuh pertandingan awal (3 menang, 3 seri, 1 kalah), menunjukkan kualitasnya, bahkan dengan skuad yang tidak mewah.

Pelatih berusia 53 tahun ini bukan nama baru di kancah elit; ia pernah menjadi bagian penting dalam kesuksesan Feyenoord Rotterdam meraih total lima trofi bergengsi di Liga Belanda dan Piala.

Lima nama ini menjadi fokus PSSI untuk mengisi kekosongan Pengganti Patrick Kluivert dan menyiapkan Sepak Bola Indonesia menghadapi tantangan selanjutnya.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI