Shin Tae-yong Lebih Berkelas? Kontras Sikapnya dengan Alex Pastoor Usai Didepak PSSI

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 24 Oktober 2025 | 14:00 WIB
Shin Tae-yong Lebih Berkelas? Kontras Sikapnya dengan Alex Pastoor Usai Didepak PSSI
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (pssi.org)
Baca 10 detik
  • Alex Pastoor dinilai kurang simpatik setelah pemecatan dari Timnas Indonesia.
  • Shin Tae-yong justru menunjukkan sikap legawa dan profesional.
  • Pengamat menilai STY jadi contoh positif bagi pelatih asing di Timnas Indonesia.

Suara.com - Perbandingan sikap dua mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dan Alex Pastoor, tengah ramai dibicarakan publik.

Keduanya sama-sama didepak PSSI, namun cara mereka merespons nasibnya dianggap sangat berbeda.

Alex Pastoor, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia, menuai kritik setelah komentarnya muncul di media Belanda.

Dalam wawancara tersebut, Pastoor menilai target Timnas Indonesia untuk menembus Piala Dunia 2026 sebagai hal yang tidak realistis.

Menurutnya, sulit bagi Tim Garuda yang kini berada di peringkat 119 FIFA untuk bersaing dengan tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak yang memiliki posisi jauh lebih tinggi di ranking dunia.

Pernyataan itu membuat publik menilai Pastoor kurang simpatik dan terkesan menyepelekan perjuangan skuad Garuda.

Bandingkan dengan Shin Tae-yong, pelatih sebelumnya yang justru menunjukkan sikap legawa meski juga harus meninggalkan jabatannya.

Pelatih asal Korea Selatan itu tetap menyampaikan dukungan dan semangat bagi para pemainnya, termasuk Jay Idzes dan rekan-rekan.

Ia bahkan merilis pernyataan resmi berisi ucapan terima kasih kepada PSSI, para pemain, dan suporter Indonesia yang telah mendukungnya selama bertahun-tahun.

Baca Juga: 4 Nama Diisukan Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Bagaimana Prestasinya?

Menurut pengamat sepak bola Gita Suwondo, kontras antara STY dan Pastoor begitu mencolok.

Ia menyebut STY dan para asistennya tetap menunjukkan rasa hormat dan profesionalitas hingga akhir masa tugas.

Sementara itu, Patrick Kluivert dan stafnya—termasuk Pastoor—dinilai tidak memperlihatkan sikap serupa.

Kepulangan mereka ke Belanda tanpa pesan perpisahan dianggap meninggalkan kesan negatif bagi publik sepak bola nasional.

Lebih jauh, sejumlah pihak menilai Pastoor seolah menghindar dari tanggung jawab menghadapi kritik dan tekanan di Indonesia.

Sikap tersebut dianggap tidak sesuai dengan etika dan tanggung jawab profesional seorang pelatih.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI