- Paul Scholes menjadi simbol kejeniusan dan kesederhanaan Manchester United
- Kolaborasinya dengan Roy Keane membentuk salah satu lini tengah terbaik Premier League
- Scholes dihormati sebagai legenda sejati oleh para rival dan legenda dunia, seperti Xavi dan Zidane
Namun momen paling emosional datang di semi-final Liga Champions 2008 melawan Barcelona.
Scholes mencetak satu-satunya gol kemenangan dengan sepakan jarak jauh ke pojok atas gawang Victor Valdes.
Gol itu membawa United ke final dan membayar tuntas rasa kecewanya karena absen di final 1999 akibat suspensi.
Selama dua dekade di Old Trafford, Scholes mengumpulkan 18 trofi besar, termasuk 11 gelar Premier League dan 2 Liga Champions.
Ia pensiun sebagai legenda sejati, dihormati bahkan oleh rivalnya. Xavi Hernandez dan Zinedine Zidane sama-sama pernah menyebut Scholes sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah mereka saksikan.
Meski enggan tampil di sorotan media dan hidup sederhana, Scholes adalah contoh bahwa kehebatan sejati tak perlu dibungkus sensasi.
Ia adalah seniman sepak bola Inggris yang membuat keheningan di lapangan justru berbicara lantang.
“Ketika Scholes bermain, sepak bola terlihat mudah,” ujar Sir Alex Ferguson.
“Dia kecil, pendiam, tapi pikirannya lebih cepat dari siapa pun di lapangan.” ungkap Fergie.
Baca Juga: Saliba Diragukan Tampil, Martinelli Absen, Arsenal Malam Ini Kalah di Markas Burnley?
Kontributor: Azka Putra