- MilkLife Soccer Challenge Jakarta Seri 1 2025-2026 mencatat rekor peserta sebanyak 2.695 siswi dari 156 sekolah pada November di Jakarta Timur.
- Peningkatan partisipasi ini menunjukkan minat tinggi terhadap sepak bola putri, dengan banyak peserta menunjukkan pemahaman teknik dasar yang lebih baik.
- Penyelenggara melakukan penyempurnaan teknis termasuk perubahan format pertandingan serta penambahan dua kota baru untuk pengembangan kompetisi.
Suara.com - Animo sepak bola putri di Jakarta kian tinggi. Hal itu bisa dilihat dari melonjak drastisnya jumlah peserta MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Jakarta Seri 1 2025-2026 yang berlangsung di King Kong Soccer Arena dan Stadion Atang Sutresna Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur dari 7-9 November (kualifikasi) hingga 18-23 November (babak turnamen).
Pada MLSC edisi-edisi sebelumnya, grafik pertumbuhan peserta sebenarnya sudah menunjukkan tren positif. Tahun 2024, seri pertama diikuti 368 siswi (25–28 Mei), lalu naik menjadi 1.359 siswi pada seri kedua yang digelar 6–10 November.
MLSC Jakarta 2025 yang digelar 30 April–4 Mei kembali mencatat pertumbuhan hingga 1.601 pemain muda.
Namun, edisi tahun ini jauh melampaui semua capaian tersebut. Total 2.695 siswi dari 156 SD dan MI di Jakarta serta wilayah penyangga ambil bagian. Mereka terbagi dalam 240 tim, masing-masing 76 tim KU 10 dan 164 tim KU 12—angka terbesar sepanjang penyelenggaraan MLSC Jakarta.
Ada 77 sekolah yang baru pertama kali tampil di seri tahun ini. Di kategori KU 10, kejutan datang dari SDN Cipinang Muara 19 Pagi, satu-satunya tim debutan yang berhasil menembus babak delapan besar.
![Ledakan Peserta MLSC Jakarta, Sinyal Kuat Peningkatan Sepak Bola Putri Ibu Kota. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/11/22/77507-mlsc-jakarta.jpg)
Sementara itu, KU 12 menghadirkan tujuh pendatang baru yang menembus 32 besar: SDN Ciganjur 04, SDN Mampang 2, UPTD SDN Mekarsari 5, SDN Jatipadang 05 Pagi, SDN Cipinang Besar Selatan 20 Pagi, SDN Pondok Labu 2, dan SDN Srengseng 01.
Pelatih Kepala MLSC Jakarta Seri 1 2025–2026, Jihad Sabiili, menyebut peningkatan jumlah peserta kali ini terasa signifikan.
Ia melihat bahwa siswi SD dan MI di wilayah Jakarta semakin memahami permainan dan dasar-dasar teknik sepak bola. Terlebih, banyak peserta yang sudah lebih dulu berlatih di SSB sehingga tampil dengan kualitas lebih matang.
“Pada MilkLife Soccer Challenge Jakarta Seri 1 2025–2026 semakin banyak sekolah yang berpartisipasi. Dibandingkan seri pertama tahun 2024, siswi-siswi kali ini sudah lebih paham permainan dan teknik dasar sepak bola. Bahkan, sejumlah tim yang baru ikut serta memiliki kualitas cukup bagus karena memiliki pemain yang sudah lebih dahulu berlatih di Sekolah Sepak Bola (SSB), jadi teknik dasar dan pemahaman bermainnya sudah terlihat,” kata Jihad.
Baca Juga: Pelatih Timnas Putri U-16 Puji Kualitas Bibit Sepak Bola Putri di Bekasi
Dari sisi kompetisi, MLSC Jakarta memang menarik karena tidak ada tim yang mendominasi penuh. Sejak turnamen ini digelar, juara kategori KU 10 dan KU 12 selalu berganti.
Pada Seri 1 2024, titel KU 10 diraih SDN Cipedak 01, sedangkan KU 12 dimenangkan SDN Mekarjaya 12 A. Berlanjut ke Seri 2 2024, SD Cinta Kasih Tzu Chi merebut gelar KU 10, sementara SDN Kebagusan 03 unggul di KU 12.
MLSC Jakarta 2025 yang berlangsung April–Mei lalu pun menghasilkan juara baru: SDN Pulogebang 13 (KU 10) dan SDN Kalisari 01 (KU 12). Musim ini pun memunculkan tanda tanya besar: siapa juara baru berikutnya?
Program Director MLSC, Teddy Tjahjono, menyambut hangat rekor peserta yang hampir mencapai 3.000 siswi. Ia menilai tingginya minat ini mengirimkan sinyal positif bagi perkembangan sepak bola putri di ibu kota.
“MilkLife Soccer Challenge Jakarta merupakan seri terakhir dan terjadi pemecahan rekor jumlah peserta hampir 3.000 anak-anak. Ini menjadi jumlah terbanyak dimana sudah memasuki tahun kedua. Total keseluruhan peserta MilkLife Soccer Challenge sekitar 29 ribu,” ujar Teddy di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
“Ini menunjukkan permintaan atau minat anak-anak semakin besar. Dari segi kualitas dan kuantitas juga lebih baik dari tahun sebelumnya. Jadi ini membuat kami semakin optimistis bahwa perkembangan sepak bola putri kita ke depannya akan semakin baik.”