-
PSSI merahasiakan 5 calon pelatih Timnas karena etika kontrak.
-
GVB, Jesus Casas, dan Timur Kapadze masuk daftar kandidat.
-
Ketua BTN Sumardji menegaskan kerahasiaan hormati privasi.
Suara.com - Pembicaraan publik di dunia maya memanas menyusul munculnya nama Giovanni van Bronckhorst sebagai salah satu sosok potensial untuk memimpin Timnas Indonesia.
Desas-desus mengenai mantan pemain dan pelatih Feyenoord tersebut, yang saat ini menjabat asisten Arne Slot di Liverpool, menyebar luas di media sosial, memicu pro dan kontra di kalangan warganet.
Meskipun belum ada keterangan resmi dari PSSI, sebagian besar pendukung Timnas Indonesia menunjukkan keraguan terhadap penunjukan pelatih berinisial GVB tersebut.
Keputusan PSSI untuk mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert pada 16 Oktober lalu karena kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi pemicu utama pencarian pelatih baru.
Federasi Sepak Bola Indonesia mengonfirmasi bahwa mereka telah memiliki daftar berisi lima nama teratas yang menjadi kandidat kuat untuk memimpin Timnas.
Akan tetapi, hingga saat ini PSSI memilih untuk menyimpan rapat-rapat identitas kelima kandidat pelah tersebut, menambah spekulasi dan kecemasan di kalangan penggemar setia Timnas.
Kondisi ini menimbulkan rasa penasaran yang mendalam bagi masyarakat sepak bola Tanah Air, terutama karena banyak suporter merasa keputusan pelatih sebelumnya tidak berjalan sesuai ekspektasi.
Menanggapi hal ini, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji akhirnya angkat bicara untuk memberikan penjelasan mengenai sikap PSSI yang tidak mempublikasikan nama-nama calon pelatih.
"Jadi teman-teman sekalian kenapa tidak ada nama yang dibuka, saya perlu jelaskan bahwa berkaitan dengan lima nama ini kenapa memang sampai detik ini belum kami buka, dan memang tidak akan kami buka dulu," kata Sumardji.
Baca Juga: Bikin Bangga! Tim Geypens Sabet Penghargaan Luar Biasa di Eropa
Sumardji menekankan bahwa kerahasiaan nama-nama ini adalah langkah krusial yang berhubungan erat dengan pertimbangan etika dan profesionalisme.
Alasan utamanya adalah karena sebagian besar figur yang masuk dalam radar PSSI ternyata masih terikat kontrak aktif, baik dengan klub sepak bola maupun tim nasional negara lain.
"Satu, kami menghormati karena masing-masing pelatih kepala itu punya privasi."
"Kedua, juga para pelatih ini masih berada di klub dan masih berada dalam timnas suatu negara. Tidak mungkin kami membuka," ucap Sumardji menambahkan.
PSSI menegaskan bahwa langkah untuk menjaga kerahasiaan merupakan bentuk penghormatan terhadap privasi dan status kontrak para pelatih yang diincar tersebut.
Langkah ini diambil untuk menghindari adanya potensi masalah etika dan profesionalisme yang mungkin timbul di kemudian hari.