- Real Madrid kehilangan posisi puncak klasemen hanya dalam sebulan setelah unggul lima poin pasca El Clásico 26 Oktober.
- Kekalahan dari Girona pada 30 November menambah tekanan pada pelatih Xabi Alonso akibat permainan tim yang datar.
- Kylian Mbappe menyumbang 56,1% gol Madrid, sementara tim dinilai kurang struktur dan kreativitas di bawah Xabi Alonso.
Suara.com - Real Madrid kembali tersandung. Dari posisi unggul lima poin setelah kemenangan di El Clásico pada 26 Oktober, Los Blancos kini justru kehilangan posisi puncak klasemen hanya dalam waktu satu bulan.
Kekalahan terbaru dari Girona pada 30 November membuat tekanan terhadap pelatih Xabi Alonso semakin membesar.
Pada akhir Oktober, setelah keributan panas yang mewarnai El Clásico, Xabi melihat timnya nyaman di puncak klasemen.
Namun situasi berubah drastis. Sejak jornada ke-10, ketika Hansi Flick dan Barcelona mengalahkan Madrid di Bernabeu, Los Blancos sudah kehilangan enam poin.
Dalam periode yang sama, Barcelona menyapu bersih 15 poin dan kini mengambil alih posisi teratas.
Masalah terbesar Madrid di era Xabi Alonso mulai tampak jelas, tim tidak mampu bermain dengan struktur dan kreativitas yang mestinya mereka miliki.
Secara kualitas individu, para pemain tampak bugar dan siap. Namun ketika bola bergulir, tak ada ide yang mengalir.
Permainan Madrid terlihat datar, bola bergerak cepat, tetapi tanpa arah.
Tidak ada pemain yang mampu menusuk ke dalam, memecah pertahanan lawan, atau memainkan kombinasi yang mematikan.
Baca Juga: Real Madrid Gagal Menang Lagi, Xabi Alonso Ogah Pusing, Musim Masih Panjang
Para bintang seperti Arda Güler, Jude Bellingham, hingga Vinicius Junior seolah kehilangan sentuhan.
Inovasi yang diharapkan muncul dari tangan Xabi justru tak terlihat di lapangan.
Satu-satunya yang konsisten tampil tajam adalah Kylian Mbappe.
Superstar Prancis sudah mencetak 23 dari total 41 gol Madrid musim ini, atau 56,1 persen dari seluruh gol tim.
Ironisnya, kontribusi besar Mbappé justru membuat sorotan mengarah ke Xabi, yang dianggap tak mampu membangun permainan kolektif yang berfungsi.
Keputusan-keputusan aneh Xabi juga menambah kritikan.