- Pelatih Timnas Malaysia, Peter Cklamovski, menyatakan sepak bola Malaysia stagnan selama satu dekade meskipun menang SEA Games.
- Cklamovski menyoroti kegagalan konsisten kelompok umur Malaysia bersaing di level Asia akibat sistem rusak.
- Ia mengusulkan reformasi dengan mencontoh struktur kompetisi usia muda Jepang yang lebih terintegrasi.
Suara.com - Pelatih Timnas Malaysia, Peter Cklamovski membuat pernyataan kontroversial soal perkembangan sepak bola Negeri Jiran.
Meski Malaysia menang 4-1 atas Laos di SEA Games 2025, Peter Cklamovski menyebut sepak bola Malaysia sedang mimpi di siang bolong selama satu dekade.
Dalam laporan New Straits Times, Cklamovski menegaskan bahwa sepak bola Malaysia telah tidur berjalan selama satu dekade terakhir.
Pernyataan kontroversial dari Cklamovski ini tak lepas dari hasil buruk yang dialami Timnas U-17 Malaysia yang gagal ke Piala Asia U-17 menyusul Timnas Indonesia U-17.
Menurutnya, selama bertahun-tahun Malaysia tidak mampu bersaing secara konsisten di level Asia pada kelompok umur U-17, U-20, maupun U-23.

Sang pelatih menilai hal ini bukan kebetulan, melainkan cerminan dari sistem yang rusak.
“Perkembangan sepak bola usia muda di Malaysia sedang bermasalah dan perlu bantuan. Kompetisi usia muda sangat lemah, strukturnya kacau. Setiap daerah berjalan sendiri-sendiri,” ujar Cklamovski.
Ia menambahkan, dalam satu musim, tim usia 13 atau 14 tahun di Malaysia hanya mendapat 10 sampai 11 pertandingan. Angka yang sangat kecil untuk membentuk fondasi pemain profesional di masa depan.
Cklamovski menilai kurangnya intensitas kompetisi membuat pemain muda Malaysia tidak pernah berkembang sesuai standar internasional.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-22 Urutan Berapa di Klasemen Runner-up Terbaik SEA Games 2025?
Karena itu, wajar apabila Malaysia kerap gagal bersaing di kualifikasi turnamen Asia.
“Dengan pertandingan hanya 10–11 kali setahun, apa yang bisa kita harapkan sebagai sebuah negara sepak bola?” katanya.
Sebagai pelatih tim nasional, Cklamovski mengaku harus memikirkan dua hal sekaligus: memenangi pertandingan sekarang sekaligus merancang masa depan sepak bola nasional.
Dalam wawancara tersebut, Cklamovski mendorong Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk mencontoh model pengembangan pemain di Jepang, negara yang memiliki struktur sepak bola usia muda paling stabil di Asia.
Ia menilai Jepang berhasil karena memiliki sistem yang jelas, terukur, dan diintegrasikan hingga tingkat sekolah.
Malaysia, menurutnya, membutuhkan reformasi serupa jika ingin bangkit dan konsisten menghasilkan pemain berkualitas.