John Heitinga Keturunan Mana? Legenda Ajax Tolak Jadi Pelatih Timnas Indonesia

Kamis, 11 Desember 2025 | 10:56 WIB
John Heitinga Keturunan Mana? Legenda Ajax Tolak Jadi Pelatih Timnas Indonesia
John Heitinga (IG John Heitinga)
Baca 10 detik
  • Johnny Heitinga menolak tawaran melatih Timnas Indonesia.

  • Heitinga resmi jadi Pelatih Kepala Ajax dengan kontrak dua tahun.

  • Mantan bek Belanda ini punya darah keturunan Maluku, Indonesia.

Pria bernama lengkap John Gijsbert Alan Heitinga, lahir di Alphen aan den Rijn, Belanda, pada 15 November 1983, dan memiliki koneksi darah Maluku, Indonesia.

Per 1 Juni 2025, usianya telah mencapai 41 tahun, menjadikannya produk murni dari sistem pembinaan pemain muda Ajax Amsterdam.

Heitinga menjalani debut seniornya di Ajax pada 2001, ketika ia masih berusia 17 tahun, dan segera diakui sebagai salah satu bek muda paling potensial di Eropa.

Posisi yang mampu diisinya di lini pertahanan sangat fleksibel, mulai dari bek kanan, bek tengah, hingga bek kiri.

Setelah menjelajahi berbagai klub elite Eropa, ia sempat kembali memperkuat Ajax sebelum akhirnya memutuskan pensiun sebagai pemain.

Di tingkat internasional, ia membukukan 87 caps dan menyarangkan 7 gol untuk tim nasional Belanda.

Ia menjadi bagian dari tim Oranye di dua Piala Dunia (2006 dan 2010) serta tiga Kejuaraan Eropa UEFA (2004, 2008, dan 2012).

Setelah gantung sepatu, Heitinga kembali ke Ajax dan mengambil peran sebagai pelatih di tim junior.

Pada tahun 2023, ia juga sempat menjabat sebagai pelatih sementara tim utama Ajax.

Baca Juga: PSSI Soal Timnas Indonesia U-22 Hancur di Laga Perdana SEA Games 2025: Kita Pelakunya...

Sebelum penunjukan resminya di Ajax, pengalaman kepelatihannya meliputi peran sebagai asisten pelatih di West Ham United dan juga di Liverpool.

Posisi sebagai asisten di klub-klub besar Liga Inggris ini dinilai telah memperkaya pandangan dan kemampuan taktisnya dalam melatih.

Heitinga secara resmi menandatangani kontrak sebagai Pelatih Kepala Ajax pada 31 Mei 2025, dengan durasi kesepakatan selama dua tahun.

Ia dikenal memiliki preferensi formasi 4-3-3 Defending, dan rata-rata masa tugasnya sebagai juru taktik tim adalah 1,27 tahun.

Fokusnya kini tertuju penuh pada tantangan yang menanti untuk memimpin kembali kejayaan klub yang membesarkan namanya.

Dengan rekam jejak yang solid sebagai pemain dan pengalaman kepelatihan yang terus berkembang, Ajax berharap banyak di bawah arahan putra daerah ini.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI