-
I.League mengutuk rasisme digital terhadap Yance Sayuri setelah laga melawan Persib Bandung berakhir.
-
Regulasi anti-diskriminasi akan diperkuat oleh I.League guna mencegah tindakan rasisme di masa depan.
-
Ferry Paulus mengajak seluruh elemen sepak bola menjaga persatuan dan melawan segala bentuk diskriminasi.
Suara.com - Pasca pertandingan Malut United FC versus Persib Bandung, Minggu (14/12/2025), muncul fakta yang memilukan. Di ranah media sosial, muncul aksi rasisme yang mengarah pada pemain Malut United, Yance Sayuri setelah adanya insiden dengan Marc Klok.
Sebagai operator kompetisi Super League 2025/2026, I.League mengutuk keras tindakan rasisme tersebut.
Meski hal itu terjadi di ranah media sosial. Apapun perilaku rasisme sama sekali tidak dibenarkan.
"Kami mengecam keras tindakan rasisme. Apa pun dan dimanapun, tidak ada tempat untuk rasisme," kata Ferry Paulus, Dirut I.League.
"Termasuk di ruang digital yang selama ini mendapat perhatian penuh dari semua pihak," jelasnya.
Ferry Paulus mengingatkan, bahwa bersama PSSI, pihaknya selalu berkomunikasi dengan banyak pihak untuk melawan rasisme.
“Oleh karena itu, kami berharap semua pihak menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang sama,” tambahnya.
Lebih lanjut, menurut Ferry Paulus, I.League juga mengkaji penguatan regulasi anti-diskriminasi di semua kompetisi yang dikelola I.League, serta menyelenggarakan kampanye edukasi bersama klub dan komunitas suporter.
"Sekali lagi, kami mengimbau. Tidak ada tempat bagi rasisme di sepak bola. Sepak bola harus kita jaga bersama. Sepak bola menyatukan kita semua," tutupnya.
Baca Juga: Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Kaget dengan Cara Mengulur Waktu di BRI Super League