- Asnawi Mangkualam mengungkapkan bahwa kualitas timnas secara keseluruhan belum mencapai standar Piala Dunia 2026.
- Menurut pemain Port FC tersebut, hanya sekitar lima sampai tujuh pemain yang dinilai layak tampil di Piala Dunia.
- Asnawi mengaku sangat kecewa dan menangis atas kegagalan tim Garuda melaju ke ajang sepak bola terbesar tersebut.
Suara.com - Di tengah narasi besar tentang skuad mewah Timnas Indonesia yang bertabur pemain diaspora, sebuah pengakuan jujur dan menohok datang dari Asnawi Mangkualam.
Pemain yang berkarier di Port FC ini secara blak-blakan membongkar penyebab sesungguhnya di balik kegagalan skuad Garuda melaju ke Piala Dunia 2026.
Dalam sebuah wawancara di podcast GOAT bersama Greg Nwokolo, Asnawi menolak anggapan bahwa Timnas Indonesia sudah berada di level dunia.
Sebagai pemain yang merasakan langsung perjuangan sejak putaran pertama kualifikasi, ia menilai kualitas tim secara keseluruhan belum cukup merata untuk bersaing di panggung termegah.
"Menurut saya, kualitias pemain kita belum sampai ke sana," ujar Asnawi Mangkualam dengan lugas.
"Cuma beberapa saja. Karena ini benar, ini faktanya," lanjutnya.
Menurut bek Port FC ini, meskipun skuad di putaran keempat tampak sangat menjanjikan dan mampu bersaing, kenyataannya hanya segelintir pemain yang benar-benar memiliki kaliber untuk bermain di Piala Dunia.
"Babak keempat, tampak mudah dengan komposisi tim sekarang," ujar eks pemain PSM Makassar tersebut.
"Tapi untuk ke Piala Dunia, realistis dengan komposisi pemain, buat saya hanya ada lima sampai tujuh pemain yang layak ke Piala Dunia. Dengan kualitas yang ada. Itu faktanya," tegasnya.
Baca Juga: Sindiran Keras Media Vietnam: Timnas Indonesia U-22 Harus Belajar dari Kami!
Pengakuan realistis ini juga diiringi dengan luapan emosi yang mendalam. Asnawi tak menampik betapa hancurnya ia saat mimpi Piala Dunia itu pupus.
Perjuangan panjang sejak putaran pertama melawan Brunei Darussalam membuat kegagalan ini terasa begitu menyakitkan.
"Saya menangis. Sumpah. Pasti kecewa karena berjuang dari round 1 masih melawan Brunei, berjuang dari awal, sama-sama semua," ujar Asnawi.
"Hasilnya tak sesuai dengan ekspetasi kita semua. Karena harapannya lolos ke Piala Dunia. Tapi, memang kita harus realistis juga," tutupnya.
Pengakuan blak-blakan dari Asnawi ini menjadi sebuah refleksi penting. Di satu sisi, ada optimisme besar yang dibangun oleh program naturalisasi.
Namun di sisi lain, ada sebuah kenyataan pahit bahwa pekerjaan rumah untuk mengangkat kualitas tim secara merata masih sangat panjang.