Setali tiga uang dengan lala, dalam perjalanannya Riang sering digoda lelaki genit di atas panggung. Kalau sudah begini, dia berusaha menghindar dengan cara tak berbaur langsung dengan penonton.
"Untung belum ada yang ajak nikah. Masih wajar," katanya.
"Sering diajak kencan lewat BBM. Tapi saya selalu tolak dengan halus. Bisa bisa kita aja gimana menolaknya. Malas nggak mau nimpalin ajakan lelaki genit seperti itu," kata perempuan yang pernah menembus 14 besar Kontes dangdut Indonesia (KDI) 2014 ini.
Di Jakarta, mahasiswi jurusan broadcast sebuah perguruan tinggi di Jakarta itu tinggal bareng tantenya. Uang hasil menjajakan suara pun terbilanglumayan menggiurkan. Betapa tidak, sebulan dia bisa meraup penghasilan hingga 10 juta rupiah.
"Duitnya buat biayain kuliah aku," katanya bangga.
Karir Riang belakangan diikuti adiknya, Serly Agustia yang baru berumur 17 tahun. Selepas SMA, Serly menyusul sang kakak terbang ke Jakarta. Di Ibu Kota, dia mencoba meraih peruntungan menjadi biduwan panggung sambil mencari kampus yang pas untuk melanjutkan studinya.
"Baru 5 bulan jadi biduwan. Belajar nyanyi dulu satu tahun ini. Aku baru lulus SMA di bengkulu," kata Serly.
Serly pernah ikut panggung tingkat provinsi. Waktu itu, dia masih kelas 3 SMP. Seperti halnya Riang, dia juga mengawali karir sebagai penyanyi di acara hajatan.
"Orangtua nggak ngelarang, malah di dukung. Aku belajar secara otodidak, diajari kakak yang sudah nyanyi duluan," katanya.
Baru beberapa bulan jadi biduwan, Serly mengaku punya cerita miris berhadapan dengan lelaki genit.
"Pernah diajak kencan lewan pesan singkat. Minta pin BB lalu diajak jalan. Saya harus jaga diri. umur saya masih kecil, masih jauh baru 18 tahun. Berharap jadi pramugari, polwan, bidan. Sekarang nyanyi dulu satu tahun buat cari uang, ini batu loncatan," tandasnya.
"Saya pernah dicium penonton nakal. Serly nangis abis-abisan sampai mata bengkak. Besok untungnya nggak ketemu lagi,"ceritanya.