Barbie Kumalasari menyatakan bahwa kliennya berprofesi sebagai guru ngaji. Selain itu, pelaku membebaskan iuran SPP selama 3 tahun untuk para santrinya. Tak hanya membebaskan iuran SPP, guru ngaji itu juga membebaskan iuran seragam, biaya makan dan minum.
Menuai kontroversi dan perdebatan
Aksinya menjadi pengacara guru ngaji yang mencabuli 10 santrinya dengan menyampaiknan hal yang memperingan terdakwa ini menuai kontroversi di kalangan warganet. Berikut tanggapan para pengguna media sosial di Twitter terkait Barbie Kumalasari yang kini menjadi pengacara terdakwa pencabulan 10 santriwati.
“Spontan mah bernafas shayyy. Mana ada cabul spontan," ujar salah seorang warganet.
"*berbuat cabul* "Eh maaf ya, ini spontan aja"” sindir warganet.
"Barbie Kumalasari kata gue lo mending balik nyanyi aje dripada jadi pengacara gajelas gitu," komentar warganet.
“Yang spontan mah uhuyyy mana ada pencabulan 10 santri spontan, otaknya mbok dipake,” kecam warganet.
"jadi pengacara terdakwa emang ga salah soalnya yang dibela itu bukan orangnya tapi ‘hak mendapat bantuan hukumnya’ ya tapi lu mikir aja lah barbie mana ada spontan, dikira bersin apa. malu-maluin aja” imbuh yang lain.
Demikian komentar pengguna Twitter atas aksi Barbie Kumalasari yang menjadi pengacara. Masyarakat perlu memahami bahwa tetap ada hal-hal yang meringankan dan memberatkan terdakwa. Salah satu hal yang meringankan, di antaranya yakni terdakwa yang koorporatif dengan proses pemeriksaan di persidangan dan lain sebagainya.
Baca Juga: Barbie Kumalasari Ngaku Pernah Jadi Korban Pelecehan Pengacara Ternama Inisial P
Kontributor : Annisa Fianni Sisma