Klarifikasi ini justru menuai lebih banyak kritik. Banyak yang berpendapat bahwa meskipun si penjual es mengganggu konsentrasi, Gus Miftah seharusnya bisa menegur dengan cara yang lebih sopan dan bijaksana, mengingat statusnya sebagai seorang tokoh agama dan pejabat publik.
"Sebagai so-called dai, harusnya bisa sih responsnya gini, 'Nah itu, lihat bapak itu. Tipe orang yang yakin sama Gusti Allah, hujan-hujan lho masih jualan es. Ayo dilarisi, biar jadi hikmah bahwa rezeki akan selalu ada bagi yang mencari.' Tapi kayaknya harapan saya ketinggian," komentar netizen.
"Mohon maaf Gus, bukankah lebih baiknya jika orang yang tinggi ilmunya harus bijak dan arif menanggapi sesuatu hal? Agaknya ini sudah menjatuhkan pekerjaan seseorang," tambah yang lain.
"Ya, nggak harus pakai kata 'gobl*k' di depan banyak orang juga gitu dong?! Misal Anda lagi cari nafkah, terus tiba-tiba ada yang bilang 'gobl*k' di depan banyak orang, apa nggak sakit hati? Tegur baik-baik saja apa nggak bisa? Nggak usah jadi bahan hinaan gitu di depan orang banyak, nggak etis banget, heran," sahut netizen lain.
Kontributor : Chusnul Chotimah