"Tidak hanya sekali, dengan cara yang berbeda. Di hari lain, kami menerima "paket" kucing tanpa kepala. Lalu ular berbisa di tempat yang tidak semestinya, juga hal-hal kasat mata dan lain lagi," jelasnya.
Menurut Roma, kala itu seseorang akan aman dan sejahtera bila bersedia mengikuti arahan pemerintah.
Namun bagi yang tidak, mereka tentu akan mendapat tekanan dari para penguasa tanpa melihat derajat kebebasan individu.
"Tanpa bermaksud mengada-ngada, saat itu yang ikut arus akan aman dan sejahtera. Bagi yang tidak, tentunya sadar jika rezim otoriter Orba itu nyata," jelasnya.

Pada 2001 sebelum meninggal dunia, Roma Sophiaan mengungkapkan ayahnya pernah mengatakan bahwa Indonesia mengalami kemunduran luar biasa dibandingkan masa di awal reformasi.
Karena itu, anak Widyawati sekarang bertanya-tanya masa Orde Baru yang penuh dengan tekanan para penguasa itu akan kembali lagi atau tidak.
Roma Sophiaan pun hanya bisa berharap masa Orde Baru yang pernah dialami keluarganya dulu tak terjadi lagi sekarang.
"Di akhir tahun 2001, beliau bilang 'Kita mengalami kemunduran yang luar biasa dari masa di awal reformasi". Ya kami rasa reformasi yang kebablasan. Apa mungkin masa Orba itu akan kembali lagi? Semoga tidak," jelasnya.
Profil Sophan Sophiaan
Baca Juga: Beri Lampu Hijau, Venna Melinda Undang Fuji Rayakan Lebaran 2025 Bersama-sama
Sophan Sophiaan adalah seorang aktor, sutradara, produser dan politikus Indonesia keturunan Makassar, Sulawesi Selatan.