Suara.com - Jumbo berhasil mencetak sejarah sebagai film animasi Asia Tenggara terlaris sepanjang masa mengalahkan Mechamato Movie dari Malaysia. Di hari ke-15, keuntungan film garapan komika Ryan Adriandhy itu berhasil meraup lebih dari USD 8 juta (sekitar Rp134 miliar).
Tidak hanya itu, sejak penayangan 31 Maret 2025 lalu, film ini sudah ditonton lebih dari 3,5 juta lebih penonton dengan total 900 layar di seluruh Indonesia dengan total penayangan 3.600 kali.
Publik pun menduga kunci keberhasilan film animasi dari rumah produksi Visinema ini ada pada tim marketing. Hal ini diungkap oleh pemilik akun X @tamikewl.
Dalam sebuah utas, pemilik akun tersebut menyebutkan bahwa tim marketing film Jumbo telah bekerja keras sejak sebelum perilisan filmnya.
Mulanya, pemilik akun @tamikewl menjawab pertanyaan dari penulis Ika Natassa.
"Aku pengin belajar: menurut kalian (siapapun yang baca tweet ini dan udah nonton), apa yang jadi 'rahasia' kesuksesan Jumbo?" tanya Ika Natassa, dikutip pada Selasa (15/4/2025).
Pemilik akun @tamikewl pun membahas cara tim marketing film Jumbo menerapkan strategi 'gembar-gembor' jauh sebelum perilisan film.
"Satu kata: marketing-nya. Iya, film keluarga, iya animasi terbaik, iya lagunya bagus. Tapi marketingnya flop? Nggak akan ada yang tahu ini film bagus," cuitnya.
Pemilik akun @tamikewl menambahkan, "Tim markertingnya cerdas menurut gue, karena: 1. dari jauh-jauh perilisan, mereka udah gember-gemborin Jumbo, yang bikin naik rasa pensaran orang-orang. Sampe mereka adain 12 menit first-cut di JAFF. Oh, tentu kita jadi menunggu-nunggu fill-nya."
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Lagu Selalu Ada di Nadimu, OST Menyentuh Film Jumbo
Selain itu, pernyataan-pernyataan dari sang sutradara yang melibatkan emosi juga menjadi salah satu faktor orang-orang penasaran untuk menonton.
"2. Melibatkan emosi kita dengan baik. Dari tweet-nya bang Ryan, tentang prosesnya 5 tahun, progess animasi, janji untuk stand-up, dan lain-lain. Tentu saja emosi kita jadi terlibat, sampe kita sukarela jadi buzzer gratis," sambungnya.
"3. dari buzzer gratis itu, tentu membuat riding the wave di antara masyarakat untuk terus ngomongin film Jumbo. Dan bagusnya marketing Visinema juga ikutan biar topik Jumbo ini gak stop. Terus sampe wavenya makin besar sampe jadi topik nasional. Dan boom, sukses," lanjutnya.
Selain itu, jadwal penayangan di hari lebaran Idulfitri juga meningkatkan penonton. Terlebih, film animasi tersebut memang diperuntukkan untuk keluarga.
"Oh satu lagi, Momentum lebaran! Sungguh moment yang tepat untuk menaruh film keluarga di momen liburan lebaran. Waktu ada, momen bersama keluarga ada, dan budget juga ada dari THR muehehehehe," terangnya lagi.
Namun, strategi marketing tersebut tidak akan berhasil bila karya yang dipertontonkan tidak mendukung.
![Fakta Menarik Lagu Selalu Ada di Nadimu OST Menyentuh Film Jumbo. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/13/67358-fakta-menarik-lagu-selalu-ada-di-nadimu-ost-menyentuh-film-jumbo.jpg)
Film Jumbo sukses menjadi karya masterpiece yang menarik dari segala segi. Mulai dari cerita yang ringan tetapi punya makna dalam hingga visual top.
"Juga ya, basically, sebenarnya karena karyanya bagus banget juga. Kalo marketing-nya udah una-inu tapi karyanya flop, si wave tadi enggak akan kebentuk," tuturnya lebih lanjut.
"Filmnya bagus karena: target audience luas nggak segmented, ceritanya unik, lagunya bagus, bisa melahirkan tren-trend baru, dan animasinya," pungkasnya.
Walaupun awalnya utas tersebut hanya perkiraan belaka, pihak Visinema pun berterima kasih kepada pemilik akun @tamikewl karena telah mengapresiasi tim marketing Jumbo.
"Minvis (Admin Visinema) mewakili tim marketing mau bilang terima kasih, terima kasih banyak! Jumbo bisa terus ramai sampai saat ini juga berkat teman-teman semua," ujar pihak Visinema.
Warganet yang lain pun setuju. Tim marketing film Jumbo perlu diapresiasi karena usaha mereka.
"Setuju. Marketing, lagu yang sangat bagus, bisa mudah viral di TikTok dan sosmed, dan aktor-aktor pengisi suara yang top tier. Mereka aja banyak follower di sosmed dan kompak posting. Makin tinggi lah reach-nya," kata seorang warganet.
"Ya memang marketing, nggak gampang merubah selera pasar kalo nggak marketing, mrs aja dulu pake kartu tiap pemerannya dan bisa dibeli juga," ujar warganet lainnya.