Rasakan Duka Mendalam, Citra Scholastika Ungkap Kesamaan Paus Fransiskus dengan Ayahnya

Kamis, 24 April 2025 | 12:32 WIB
Rasakan Duka Mendalam, Citra Scholastika Ungkap Kesamaan Paus Fransiskus dengan Ayahnya
Citra Scholastika merayakan Natal di kediaman sang ibu di kawasan Cirendeu, Tangerang Selatan, Rabu (25/12/2024). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Suara.com - Citra Scholastika turut merasakan duka mendalam atas meninggalnya Paus Fransiskus. Seperti diketahui, Pemimpin Tertinggi Umat Katolik ini wafat pada Senin, 21 April 2025.

Citra Scholastika menerangkan, dirinya mengetahui Paus Fransiskus meninggal dunia dari sang kakak. Penyanyi jebolan Indonesian Idol tersebut pun kaget bukan main. 

"Aku syok banget. Kemarin orang pertama yang ngabarin itu kakak aku, katanya, bapak Paus Fransiskus meninggal," kata Citra Scholastika saat hadir ke kantor Suara.com, Selasa (22/4/2025).

Rasa terkejut Citra Scholastika bukan hanya karena sedih sosok yang diidolakan tersebut meninggal. Namun tanggal kepergiannya bertepatan dengan hari meninggalnya sang ayah. 

"Ayah aku lahir di Hari Kartini, dan ternyata tanggal ini juga yang menjadi kepulangan Paus Fransiskus," ucap pelantun Tilik Jogja ini.

Sama seperti ayahnya, Citra Scholastika juga sangat mengagumi Paus Fransiskus. Sebab sosoknya yang bersahaja dan memberikan dampak besar buat dunia.

"Beliau bukan hanya sebagai Pemimpin umat Katolik. Tapi keteladanan yang bisa mengubah cara pandang, stigma orang-orang di dunia," katanya. 

Citra Scholastika kemudian memberikan contoh peperangan yang terjadi Palestina.

Baca Juga: Rekaman Lagu Baru Molor karena Berbarengan Salat Tarawih, Citra Scholastika Berharap Dapat Berkah

"Bapak suci ini bisa merangkul korban Palestina. Padahal, banyak yang beranggapan kalau orang Kristen itu pro Israel," kata Citra Scholastika.

"Dari sini saja sudah menunjukkan bahwa tujuan Paus Fransiskus bukan untuk keberpihakan. Tapi tentang kemanusiaan," imbuhnya menjabarkan.

Proses pemakaman Paus Fransiskus (YouTube/Vatican)
Proses pemakaman Paus Fransiskus (YouTube/Vatican)

Lewat cara inilah Citra Scholastika memahami, Paus Fransiskus ingin memberikan contoh bahwa tak peduli apa agamamu, kemanusiaan tetap menjadi sesuatu yang perlu dibela.

"Karena yang terjadi sekarang, empati sesama manusia sangat kurang," ucapnya.

Citra Scholastika memberanikan contoh kecil. Di mana lewat media sosial saja, orang-orang bisa saling menyakiti.

"Kita sama-sama manusia, tapi kadang kita dengan sadar menyakiti seseorang dengan kata-kata di media sosial," tuturnya.

Jadi menurut Citra Scholastika, teladan yang diajarkan Paus Fransiskus bukan hanya untuk umat Kristiani, tapi juga bisa ditiru atas nama kemanusiaan.

Citra Scholastika cukup bahagia saat Paus Fransiskus meninggal, banyak ucapan doa dari lintas agama. Ini menjadi bukti kalau sosoknya dicintai banyak orang.

"Haru sekali kemarin melihat lintas agama posting hanya untuk mengucapkan belasungkawa. Aku sebagai orang Katolik sangat berterima kasih sekali," kata Citra Scholastika.

Ia menambahkan, "semua orang menceritakan tentang bagaimana cara mereka melihat Paus, bukan lagi sebagai pemimpin, tapi sebagai teladan yang menceritakan kemanusiaan."

Saat Paus Fransiskus ke Indonesia, Citra Scholastika memang tidak sempat bertemu langsung. Namun ia turut terlibat di acara yang memandu di televisi.

"Kebetulan saat bapak Fransiskus datang, aku bertugas menyambutnya di televisi nasional yang tayang di seluruh Indonesia," kata Citra Scholastika.

Walaupun tak sempat bertatap muka secara langsung, Citra Scholastika sempat menghadiri misa di Vatikan yang dipimpin Paus Fransiskus.

"2023, aku merasakan untuk pertama dan terakhir kali. Aku mendengarkan (ceramah) bapak Paus Fransiskus," kata Citra Scholastika.

Salah satu hal yang bisa dipetik pelajaran dari sosoknya selain kemanusiaan adalah pelayanan.

Bahwa kata Citra Scholastika, pernah ada cerita Paus Fransiskus datang ke penjara di momen Kamis Putih.

"Penjara itu identik dengan tempat hina. Tapi teladan yang diberikan adalah, sekalipun orang tersebut hina, tetap harus mendapatkan pelayanan," pungkas Citra Scholastika.

Profil Citra Scholastika

Nama Citra Scholastika pertama kali mencuat ke publik lewat ajang pencarian bakat, namun perjalanannya di industri musik Indonesia membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar jebolan kompetisi.

Dengan karakter vokal yang unik dan penampilan penuh energi, Citra berhasil mencuri hati para penikmat musik Tanah Air sejak awal kemunculannya.

Lahir di Yogyakarta pada 5 Juni 1993 dengan nama lengkap Skolastika Citra Kiranawulan, ia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.

Bakat musiknya telah terlihat sejak kecil, terutama saat aktif mengikuti paduan suara di gereja. Dukungan keluarga dan lingkungan yang musikal turut mengasah kepekaan serta kemampuannya dalam bermusik.

Perjalanan profesionalnya dimulai ketika ia menjadi finalis termuda dalam ajang Indonesian Idol musim keenam pada tahun 2010.

Meski tidak menjadi juara utama, pesonanya tak luntur. Justru dari situlah Citra mulai merintis karier dengan ciri khas suara serak-serak jazzy yang berbeda dari kebanyakan penyanyi pop saat itu.

Debut singelnya, Everybody Knew, memperkenalkan warna musik pop yang berpadu dengan nuansa jazz dan soul, genre yang kemudian menjadi identitas kuat dalam karya-karyanya.

Ia dikenal sebagai penyanyi yang berani bereksperimen dengan aransemen dan lirik, sering kali membawakan lagu-lagu dengan tema positif dan penuh semangat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI