Ajak Warga Negara Berbenah

Film Pengepungan di Bukit Duri ini menggambarkan realitas sosial yang semakin memprihatinkan, penuh dengan kebencian rasial dan diskriminasi yang sesuai dengan apa yang sedang dialami masyarakat Indonesia saat ini.
"Ini mengangkat social backgroud, karena kita akan terdampak kalo misalnya ada masalah di negara kita. Dengan negara yang Alpha akan mengakibatkan konflik horizontal. Kita sebagai warga negara harus berbenah," ujar Joko Anwar.
Raih Lebih dari 1 Juta Penonton

Pengepungan di Bukit Duri menjadi film Indonesia ke-8 rilisan 2025 yang sukses meraih lebih dari 1 juta penonton, yakni 1.218.196 penonton di hari ke-12 tayang.
Telah tayang sejak 17 April 2025, performa film Pengepungan di Bukit Duri pada hari pertama penayangan memang tak memalukan. Film ini sukses mendulang atensi lebih dari 70 ribu penonton.
Diketahui, Joko Anwar menyebut Pengepungan di Bukit Duri upaya menggeser pagar. Pertama, dari sisi film sebagai hiburan. Saya coba menggeser pagar. "Selama ini selalu berpikir bikin film, bisa diterima penonton enggak, ya? Bisa balik modal, enggak? Akhirnya kami putuskan, kreator harus aktif memperluas wilayah dalam berkarya," terang Joko Anwar.
Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri

Mengambil latar belakang tahun 2027, film Pengepungan di Bukit Duri mengisahkan Indonesia dalam keadaan sosial yang kacau. Hal ini akibat diskriminasi dan kebencian rasial.
Kisah dalam film ini berfokus pada seorang guru pengganti bernama Edwin (Morgan Oey) yang ditugaskan untuk mengajar di SMA Duri. Mulanya, Edwin hanyalah ingin mengajar serta mencari keponakannya yang hilang.
Akan tetapi, tak lama setelah itu, Edwin malah terjebak dalam situasi yang mengancam nyawanya. SMA Duri tempat Edwin mengajar ternyata merupakan sekolah buangan tempat anak-anak bermasalah.
Selain itu dia juga harus berhadapan dengan siswa-siswa yang agresif serta terlibat dalam kekerasan. Ketegangan di sekolah itu lantas berubah menjadi kekerasan yang tidak terkontrol.
Baca Juga: Pendidikan Mentereng Joko Anwar, Berani Sentil Isu Ijazah Palsu Jokowi
Situasi pun menjadi semakin rumit saat Edwin dan keponakannya terjebak di sekolah ketika kota dilanda kerusuhan sosial. Edwin pun berusaha bertahan hidup di tengah kekacauan yang melanda sekolah dan kota dengan bantuan seorang guru bernama Diana (Hana Pitrashata Malasan). Lantas, mampukah Edwin melewati semuanya?