Infografis
Bagi sebagian orang, wajar jika pelanggan menyampaikan ketidakpuasan selama dalam batas yang wajar, terutama jika sudah membayar untuk layanan premium. Namun ada pula komentar yang mengingatkan soal etika profesional
“Sorry banget gw kerja di salon, tapi kita dan team kalo ga suka sama customer keep dalem2 aja ga pernah ngumbar sana sini kalo dapet customer rese atau complain. karna sama aja kita kek ngejatuhin kualitas kerja kita,” tulis @qwe****.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari pihak Fuji maupun pihak salon terkait. Cerita ini baru bersumber dari satu sisi, yakni pengakuan dari pihak yang mengaku pernah melayani Fuji.
Sayangnya, di era digital, informasi sepihak yang belum terverifikasi bisa dengan cepat membentuk opini publik. Banyak yang langsung menyimpulkan bahwa Fuji bersikap buruk tanpa mendengar klarifikasi atau konteks sebenarnya.
Apakah Fuji memang seburuk yang diceritakan, ataukah ada ketegangan profesional biasa yang kemudian dibesar-besarkan?
Netizen lain bahkan mengomentari penampilan Fuji sebagai cerminan sikapnya, seperti yang ditulis @pip****, “Maap banget nih maap, dari mukanya aja kayak gimana gitu gampang ketebak sama sifatnyaa… apalagi semenjak terkenal dan namanya naik kan beuhh tau lah ya.”
Hingga artikel ini ditulis, Fuji belum memberikan tanggapan resmi. Publik pun masih terbelah, ada yang percaya pada pengalaman sang pegawai salon, ada pula yang menilai bahwa sebagai publik figur, Fuji terlalu mudah dijadikan sasaran tudingan.
