"Diceritain teman gue yang pernah kerja di Haagen Dasz, mertuanya Dian Sastro pernah mecahin kulkas store gara-gara cucunya minta es krim tapi storenya lagi tutup," ujar akun @terasbun.
"Jangan lupa juga, ybs nabrak pintu pagar rumah istri keduanya pake mobil. Di dalam mobil ada istrinya Piyu Padi. Gak lama Piyu cerai ama istrinya," ucap akun @AmirahWahdi.
Seperti diketahui, keluarga Maulana Indraguna Sutowo memiliki riwayat kurang sedap, mulai dari dugaan korupsi hingga pembunuhan.
Kakek mertua Dian Sastrowardoyo, Ibnu Sutowo, merupakan direktur utama (dirut) pertama Pertamina. Dia menjabat BUMN yang masih bernama Permina itu pada 1970-an.
Berdasarkan penyelidikan Komisi Empat yang dibentuk Presiden Soeharto, Pertamina ditemukan mengemplang pajak. Pada 1967-1669, sebanyak Rp6,8 miliar tidak dibayarkan kepada pemerintah.
Selain itu, Pertamina dengan sengaja tidak menyerahkan 55 persen keuntungannya kepada Dana Pembangunan dan tidak menyerahkan penghasilan dari konsesi perusahaan asing sebanyak 64 juta Dolar AS.
Ibnu Sutowo tetap menduduki kursi orang nomor satu di Pertamina hingga pada tahun 1975. Pertamina hampir kolaps gara-gara utang ke sejumlah konsorsium bank Amerika mencapai 10,5 miliar Dolar AS.
Meski dugaan korupsinya terungkap, Ibnu Sutowo enggan mengaku. Dia juga tidak pernah diseret ke pengadilan hingga akhir hayatnya.
Selain kakek mertua, ayah mertua Dian Sastrowardoyo juga diketahui memiliki catatan kelam. Adiguna Sutowo pernah dipenjara pada 2005 atas kasus pembunuhan.
Adiguna Sutowo menembak seorang pelayan bernama Yohanes Brachman Hirudy Natong alias Rudy di Island Bar Fluid Club, Lounge Hotel Hilton Internasional pada 1 Januari 2005.