Suara.com - Kabar duka datang dari jurnalis dan presenter ternama, Najwa Shihab. Suaminya tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, meninggal dunia pada Selasa, 19 Mei 2025, sekitar pukul 14.29 WIB.
Menurut informasi yang beredar di kalangan media, Ibrahim Sjarief Assegaf wafat setelah berjuang melawan penyakit stroke yang menyebabkan pendarahan di otak.
Jenazah disemayamkan di rumah duka yang beralamat di Jalan Jeruk Purut No. 8-9 RT 004/RW 003, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan akan dimakamkan pada Rabu, 21 Mei 2025 pukul 10.00 WIB di TPU Jeruk Purut.
Kepergian sang suami menyisakan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi publik yang selama ini mengenal sosok Najwa Shihab sebagai figur perempuan kuat, cerdas, dan berdedikasi.
Di balik kiprahnya, tersimpan kisah cinta sederhana namun penuh makna antara dirinya dan mendiang suami. Dalam sebuah podcast bersama Ashanty yang sempat viral, Najwa Shihab blak-blakan soal kehidupan pribadinya.
Ia mengaku sebagai sosok yang “bucin” alias budak cinta terhadap Ibrahim, sang suami. Momen ini kini kembali ramai diperbincangkan, menjadi pengingat akan manisnya cinta yang telah mereka rajut selama bertahun-tahun.
“Aku tuh bucin tau, secara itu aku nikah umur 20 tahun,” kata Najwa sambil tersenyum. “Aku tuh nikah muda banget, umur 20 aku udah nikah.”
Ashanty yang menjadi host dalam podcast tersebut kemudian bertanya, “Karena? Bucin?.”
Najwa Shihab menjawab dengan penuh keyakinan, “Karena sudah menemukan orang yang tepat, jadi untuk apa menunda kebahagiaan?.”
Baca Juga: Pantas Punya Karir Mentereng, Pendidikan Izzat Ibrahim Putra Najwa Shihab Ternya Bukan Kaleng-kaleng
Pernikahan mereka memang tergolong cepat. Najwa Shihab menikah dengan Ibrahim saat dirinya masih menempuh pendidikan tinggi di semester tiga Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ibrahim sendiri merupakan kakak kelasnya di kampus yang sama.
“Iya, tapi waktu itu syaratnya satu, Abi (Ibrahim) tuh bilang boleh nikah, tapi kuliah harus selesai,” ungkap Najwa. “Aku inget aku yang pertama, sampai satu kampus tuh kayaknya datang (ke acara pernikahan).”
Kisah mereka bermula dari hubungan yang singkat namun intens. Najwa Shihab mengungkapkan bahwa masa pacaran mereka hanya berlangsung enam bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah.
“Enggak sih pacarannya cepet, enam bulan. Dia kakak kelasku, dia di Fakultas Hukum UI juga. Kakak kelas terus abis itu malah pacaran. Itu juga banyakan LDR lagi, karena dia tuh waktu semester akhir itu dia juga sempet kayak di Amerika, magang di sana,” kisahnya sambil mengenamg.
Meski harus menjalani hubungan jarak jauh, keduanya tetap menjaga komunikasi dan kedekatan emosional. Ibu satu anak itu bahkan menyebut LDR justru membantu memperkuat cinta mereka.
“Tapi justru karena LDR malah jadi cintanya cepat matang, iya gak sih?” kata Najwa Shihab.
Menurutnya, saat menjalani LDR, pasangan dipaksa menjalin komunikasi terus menerus. Tentu saja, hal tersebut lebih 'berisi' dibandingkan pasangan lain yang tidak menjalani LDR.
“Soalnya kan kalau LDR itu kita dipaksa untuk terus-menerus komunikasi, kan? Lu ngambek-ngambek kan LDR, yaudah ngapain pacaran gitu kan. Terus lu dipaksa untuk lebih ekspresif, lebih nunjukin kasih sayang. Dengan metode-metode yang gak biasa, jadi itu menurutku mematangkan cinta. Makanya terus abis itu bucin deh. Diajak kawin, mau deh.”
Kisah cinta mereka yang manis dan penuh pengertian kini tinggal kenangan. Namun pengakuan jujur Najwa Shihab tentang rasa cintanya kepada Ibrahim Sjarief Assegafmenjadi potret langka tentang sisi lembut seorang jurnalis tangguh.
Di balik ketegasan dan independensinya sebagai publik figur, Najwa Shihan tetap seorang istri yang mencintai suaminya dengan tulus.
Kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf tentu meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, termasuk Najwa Shihab. Namun kenangan akan kisah cinta mereka yang tulus akan selalu abadi di hati banyak orang.
Selamat jalan, Ibrahim Sjarief Assegaf.