Suara.com - Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta pada hari ini, Selasa (20/5/2025) .
"Innalillahi wainnailaihi roji’un. Telah berpulang ke rahmatullah Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf," demikian bunyi pesan singkat tersebut diterima Suara.com, Selasa (20/5/2025).
Najwa Shihab dan suaminya menikah pada 11 Oktober 1997. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang anak bernama Izzat Ibrahim Assegaf.
Berikut ini perjalanan cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief selengkapnya.
Perjalanan cinta Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief Assegaf

Najwa Shihab dan suaminya, Ibrahim Assegaf keduanya sama-sama kuliah di Universitas Indonesia Fakultas Hukum.
Ibrahim atau akrab disapa Baim adalah senior Najwa yang usianya enam tahun lebih tua.
Saat berusia 20 tahun dan masih kuliah semester tiga, Najwa dilamar oleh Ibrahim.
"20 tahun aku (nikah) semester tiga," kata Najwa Shihab dikutip dari kanal YouTube Merry Riana yang diunggah lima tahun lalu.
Menikah di usia 20 tahun, putri pendakwah kondang Quraish Shihab itu mengaku tidak pernah punya cita-cita nikah muda.
Baca Juga: Ditinggal Sang Suami, Najwa Shihab Pernah Ungkap Sudah Bucin Sejak Masa Kuliah
"Enggak sih, enggak pernah punya cita-cita nikah muda," ujar host Mata Najwa ini.
Saat itu alasan Najwa menerima pinangan suaminya hanya karena ia merasa bahwa suaminya adalah orang yang tepat.
"Dan waktu itu mikirnya kalau bisa bahagia sekarang, kenapa menunda kebahagiaan,” imbuh perempuan 47 tahun ini.
Potret Kebersamaan Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief Assegaf
Mengetahui sang anak ingin menikah muda, orangtua Najwa Shihab tidak melarang. Mereka hanya meminta sang anak tetap melanjutkan kuliahnya.

"Waktu itu memang Abi dan Mamanya tuh syaratnya cuma satu, kalau memang mau nikah, sekolahnya enggak boleh berhenti, jadi pendidikan tuh harus tetap jalan,” ucap Najwa.
Sebelum memutuskan untuk menerima lamaran sang suami, Najwa ternyata sempat pergi umrah untuk meminta petunjuk langsung kepada Allah.
"Waktu itu sih aku tahapnya sempat diajak umrah dulu waktu itu sama mama sama abi, sebelum memutuskan untuk menerima lamaran, supaya mantap dulu jadi salat istikharahnya di sana," tutur Najwa.
Sepulang umrah, Najwa akhirnya mantap untuk menerima pinangan lelaki yang menjadi suaminya itu.
“Terus pulang, gimana, udah mantap? Iya mantap, oke bismilah, kemudian nikah,” katanya.
Setelah menikah, Najwa dan Ibrahim Sjarief tidak langsung tinggal di rumah sendiri. Mereka memilih untuk menumpang di rumah orangtua.
Hal ini membuat awal pernikahan mereka terasa masih seperti masa pacaran.
“Dan waktu itu berasanya enggak kayak nikah, karena masih numpang tinggal di rumah orangtua atau gantian di rumah mertua,” imbuhnya.
Najwa juga memilih untuk menunda kehamilan agar bisa fokus menyelesaikan pendidikan
"Ketika sudah kawin, aku menunda kehamilan untuk memastikan aku bisa selesai kuliah," ujarnya.
Selama puluhan tahun bersama, Najwa mengakui bahwa dirinya banyak belajar dari Ibrahim.
Perbedaan usia yang cukup jauh membuatnya merasa seperti terus tumbuh dan belajar dari sang suami.
"Belajar banyak sih satu sama lain, aku merasa Najwa yang dulu umur 20 ketika nikah dengan yang sekarang itu berbeda, jadi tumbuh bersama sih, saling belajar,” tuturnya.
Kesamaan latar belakang pendidikan dan pengalaman ikut pertukaran pelajar ke luar negeri juga menjadi pengikat kuat dalam hubungan mereka.
Baik Najwa maupun suaminya pernah tinggal di luar negeri dalam program pendidikan, yang membuat mereka memiliki sudut pandang yang serupa dalam banyak hal.
"Waktu itu kami sama-sama pertukaran pelajar, jadi sama-sama anak yang pernah tinggal di luar negeri," ucap Najwa.
Bagi Najwa Shihab, Ibrahim bukan hanya seorang suami, melainkan juga sahabat dan pendukung nomor satu dalam hidupnya.
Najwa merasa setiap langkah kariernya sebagai jurnalis, sang suami selalu ada mendukungnya.
"Dia number one suporter sih bisa sampai sekarang, alhamdulillah," tutur Najwa Shihab.
Kontributor : Rizka Utami