Baginya, seorang laki-laki yang bisa menjadi pemimpin dalam rumah tangga dan pendukung ketika diperlukan ini harus selalu diapresiasi.
"Sebagai anggota tim terkadang bisa menjadi kapten kalau diperlukan atau pemain cadangan atau gol kiper di belakang, itu yang harus terus dirayakan menurutku," kata Najwa Shihab.
Sebelum itu, anak ulama Quraish Shihab ini sempat bercerita bahwa dirinya yang memutuskan menikah muda merasa telah tumbuh bersama suaminya.
Selama puluhan tahun bersama, Najwa mengakui bahwa dirinya banyak belajar dari Ibrahim.
Perbedaan usia yang cukup jauh membuatnya merasa seperti terus tumbuh dan belajar dari sang suami.
"Belajar banyak sih satu sama lain, aku merasa Najwa yang dulu umur 20 ketika nikah dengan yang sekarang itu berbeda, jadi tumbuh bersama sih, saling belajar,” tuturnya.
Kesamaan latar belakang pendidikan dan pengalaman ikut pertukaran pelajar ke luar negeri juga menjadi pengikat kuat dalam hubungan mereka.
Baik Najwa maupun suaminya pernah tinggal di luar negeri dalam program pendidikan, yang membuat mereka memiliki sudut pandang yang serupa dalam banyak hal.
"Waktu itu kami sama-sama pertukaran pelajar, jadi sama-sama anak yang pernah tinggal di luar negeri," ucap Najwa.
Baca Juga: Melayat ke Rumah Duka, Baim Wong Khawatirkan Kondisi Quraish Shihab Usai Suami Najwa Shihab Wafat

Bagi Najwa Shihab, Ibrahim bukan hanya seorang suami, melainkan juga sahabat dan pendukung nomor satu dalam hidupnya.
Najwa merasa setiap langkah kariernya sebagai jurnalis, sang suami selalu ada mendukungnya.
"Dia number one suporter sih bisa sampai sekarang, alhamdulillah," tutur Najwa Shihab bangga.