Troli Sampai Mengular, Belanja Gaya Sultan Ala Gen Halilintar Panen Kritik

Sumarni Suara.Com
Rabu, 28 Mei 2025 | 10:01 WIB
Troli Sampai Mengular, Belanja Gaya Sultan Ala Gen Halilintar Panen Kritik
Belanja Gaya Sultan ala Gen Halilintar Panen Kritik. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi keluarga Gen Halilintar kembali menyita perhatian publik dan mengundang kontroversi.

Keluarga besar Atta Halilintar itu menuai kritik tajam setelah video mereka tengah berbelanja besar-besaran di sebuah supermarket menjadi viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah oleh akun X @kegblgnunfaedh, tampak belasan anggota keluarga Halilintar mengantre panjang di kasir.

Setiap orang membawa troli penuh berisi barang belanjaan, hingga barisan troli mereka tampak "mengular" memenuhi area kasir.

Alih-alih menuai pujian, aksi ini justru memicu gelombang komentar negatif dari netizen.

Banyak yang menilai cara mereka berbelanja sangat tidak efisien dan lebih ditujukan untuk kepentingan konten semata ketimbang kebutuhan nyata.

"Gue pernah lihat orang kaya beneran yang emang beli berkoli-koli kayak gini. Mereka ke kasir cuma ngomong nama produk, terus bilang butuh sekian koli. Abis itu langsung bayar, tanpa harus bawa produknya satu-satu ke kasir," tulis seorang netizen.

Pendapat senada juga datang dari netizen lain yang mengaku pernah bekerja sebagai pramuniaga.

Dia menjelaskan bahwa pelanggan yang membeli dalam jumlah besar biasanya cukup membawa satu sampel produk dan sisanya langsung dikirimkan oleh toko.

Baca Juga: Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar

"Sepengalaman gue jadi pramuniaga/SPG, biasanya konsumen yang beli satu dus atau bahkan lebih, cuma ambil satu sampel dari masing-masing produk. Nanti barangnya dianterin ke kasir. Tapi kalau yang ini sih, kayaknya emang buat kebutuhan konten juga, kali ya," katanya.

Gen Halilintar di pesta gender reveal anak Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid. [Instagram/@genhalilintar]
Gen Halilintar dikritik saat belanja di supermarket. [Instagram/@genhalilintar]

Netizen lainnya bahkan menyebut aksi tersebut sebagai bentuk pamer yang berlebihan dan tidak memperhatikan kerja keras karyawan toko.

"Norak banget. Padahal kalau beli banyak tuh, tinggal bilang ke kasir, nanti barangnya dianterin ke mobil. Kasihan pegawainya jadi kerja dua kali kayak gini. Demi konten? Dasar serakah," tulis netizen dengan nada geram.

Gen Halilintar memang dikenal sebagai keluarga konten kreator dengan pendapatan besar dari YouTube dan media sosial lainnya.

Akun pribadi masing-masing anggota keluarga memiliki jutaan pengikut. Dari sinilah mereka meraup pendapatan melalui AdSense dan endorsement.

Namun demikian, ini bukan kali pertama keluarga ini terseret kontroversi akibat konten mereka.

Sebelumnya, Saaih Halilintar pernah menjadi sorotan publik karena membuat konten merobek uang kertas Rp100 ribu.

Meskipun belakangan diklarifikasi bahwa uang tersebut palsu dan hanya untuk keperluan prank, banyak yang mengecam aksi itu sebagai tindakan yang tidak pantas dan bisa melanggar hukum.

Kontroversi lain ketika Saaih membeli mobil mewah Toyota Alphard seharga miliaran rupiah dengan uang koin pecahan Rp1.000.

Aksi nyelenehnya tersebut dianggap tidak etis karena menyulitkan pihak dealer.

Tak berhenti di situ, Saaih juga sempat membuat heboh karena melepaskan burung lovebird ke alam liar.

Anak laki-laki di keluarga Gen Halilintar (Instagram).
Anak laki-laki di keluarga Gen Halilintar (Instagram).

Padahal, jenis burung ini tergolong peliharaan dan sulit bertahan hidup di alam bebas. Tindakannya tersebut menuai kecaman dari pecinta burung.

Adik mereka, Muntaz Halilintar, juga sempat menuai kritik keras setelah membuat konten video yang memparodikan gerakan salat sebagai bentuk latihan olahraga (nge-gym).

Banyak yang menilai konten ini sebagai bentuk penistaan agama dan merendahkan nilai ibadah.

Gen Halilintar pernah menjadi bahan cibiran setelah beredar kabar mereka meminta endorsement liburan gratis ke Amerika Serikat selama dua minggu untuk 20 orang anggota keluarga kepada sebuah agen wisata.

Permintaan mereka ditolak karena dianggap memberatkan, dan akhirnya menjadi bahan olok-olokan publik.

Kontroversi demi kontroversi tampaknya belum cukup untuk menghentikan langkah keluarga ini di dunia hiburan digital.

Namun satu hal yang pasti, setiap aksi mereka selalu sukses menarik perhatian, baik yang positif maupun negatif.

Kontributor : Chusnul Chotimah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI