Tika Bravani Hadapi Tantangan Berat di Pementasan Monolog: Aku yang Tak Kehilangan Suara

Ferry Noviandi Suara.Com
Sabtu, 31 Mei 2025 | 13:44 WIB
Tika Bravani Hadapi Tantangan Berat di Pementasan Monolog: Aku yang Tak Kehilangan Suara
Tika Bravani akan melakukan pertunjukan monolog bertajuk "Aku yang Tak Kehilangan Suara". Tika memerankan Siti Walidah, istri KH Ahmad Dahlan. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemampuan akting seorang Tika Bravani diuji dalam pementasan monolog bertajuk "Aku yang Tak Kehilangan Suara".

Di perhelatan ini, Tika Bravani menyuarakan keteguhan hati seorang perempuan: Siti Walidah Dahlan, istri dari pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.

Monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara" akan berlangsung di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia hari ini, Sabtu (31/5/2025) pukul 15.00 dan 19.00 WIB.

Saat ditemui jelang pementaasan, Tika Bravani mengaku pementasan monolog ini menjadi tantangan tersendiri baginya.

Malah, Tika mengaku awalnya sangat menghindari bermain dalam pementasan monolog.

Tika Bravani akan melakukan pertunjukan monolog bertajuk "Aku yang Tak Kehilangan Suara". Tika memerankan Siti Walidah, istri KH Ahmad Dahlan. [Instagram]
Tika Bravani akan melakukan pertunjukan monolog bertajuk "Aku yang Tak Kehilangan Suara". Tika memerankan Siti Walidah, istri KH Ahmad Dahlan. [Instagram]

"Karena saya takut mati gaya. Lucunya baru sekarang saya mua," kata Tika Bravani usai latihan, Jumat (30/5/2025).

"Tapi ketika memerankan ini rasanya bermacam-macam, ada khawatir, percaya diri. Untuk mencapai kualitas harus ada proses. Jadi ketika dapat monolog, ya jalani aja," ujarnya menyambung.

Selain penjiwaan, menghafal dialog juga menjadi tantangan tersendiri bagi Tika Bravani.

Proses menghafal dialog sudah dilakukan istri aktor Dimas Aditya ini sejak Januari 2025.

Baca Juga: Review Sore - Istri dari Masa Depan: Romansa dan Pesan Sehat yang Sempurna

Tak menyangka, bintang film Athirah ini tak menyangka akhirnya bisa menghafal seluruh dialog.

Tika Bravani akan melakukan pertunjukan monolog bertajuk "Aku yang Tak Kehilangan Suara". Tika memerankan Siti Walidah, istri KH Ahmad Dahlan. [Instagram]
Tika Bravani akan melakukan pertunjukan monolog bertajuk "Aku yang Tak Kehilangan Suara". Tika memerankan Siti Walidah, istri KH Ahmad Dahlan. [Regina Art]

"Setiap pagi saya treadmill sambil menghafal, ini untuk menjaga pernapasan juga," imbuh Tika Bravani.

Saat menerima tawaran pementasan monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara" ini, Tika Bravani tentu saja lebih dalam mengenal sosok Siti Walidah.

Beruntung, Tika Bravani sebelumnya telah membintangi film layar lebar berjudul Nyai Ahmad Dahlan, yang juga memerankan Siti Walidah.

Dari film tersebut, Tika sedikit banyak mengenal sosok istri KH Ahmad Dahlan tersebut.

"Ini sosok yang luar biasa, karena perempuan itu mementingkan perasaan ketimbang logika. Walidah ini kan ketika mendapat kabar ingin dimadu, dia bisa lapang dada, mengesampingkan perasaannya sebagai bentuk syiar, dia juga tetap fokus dengan pendidikan dan peduli kepada masyarakat sekitar," tuturnya.

Produser monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara", Joane Win mengaku tak salah memilih Tika Bravani sebagai aktor.

Dia menilai, Tika adalah sosok yang disiplin dan pekerja keras.

"Kami pilih Tika karena latihan selalu ontime. Dia juga melatih stamina luar biasa. Keinginan kami penonton mengerti sejarah, bukan hanya Ahmad Dahlan, tapi Siti Walidah juga," katanya

Monolog "Aku yang Tak Kehilangan Suara" ini tak hanya membawa penonton menyelami sisi sejarah yang sering luput dari sorotan, tapi juga menyentuh dimensi emosi yang sangat manusiawi—tentang perjuangan, pengabdian, dan suara seorang perempuan yang tak pernah padam meski zaman terus bergulir.

Diselenggarakan oleh Regina Art, acara ini merupakan hasil kerja sama dengan Djarum Foundation, menghadirkan sebuah pertunjukan yang sederhana namun kuat.

Panggung yang minim properti justru menjadi ruang yang luas bagi sang aktor tunggal Tika Bravani untuk menyalurkan kekuatan narasinya.

Dalam monolog itu, Siti Walidah tak hanya hadir sebagai tokoh pendamping sang suami, tetapi sebagai sosok pemikir, pendidik, dan pejuang perempuan yang berdiri di garis depan.

Penonton akan dibuat larut dalam dialog batin Siti Walidah, tentang keyakinan, keraguan, dan
keberanian untuk tetap bersuara di tengah tradisi yang membungkam.

Pertunjukan ini menjadi ruang refleksi, khususnya bagi generasi muda dan pelajar yang hadir.

Bahwa sejarah tak selalu ditulis dengan suara yang lantang—kadang, justru dengan bisikan yang bertahan paling lama dalam ingatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI