Melanie Subono: Tambang Ada Cara dan Aturannya!

Minggu, 08 Juni 2025 | 15:51 WIB
Melanie Subono: Tambang Ada Cara dan Aturannya!
Melanie Subono tegas menolak praktek pertambangan di Raja Ampat. (Instagram melaniesubono)

Suara.com - Kisruh pertambangan nikel yang mengancam keindahan alam Raja Ampat akhirnya dikomentari Melanie Subono.

Lewat sebuah tulisan panjang di Instagram, Minggu, 8 Juni 2025, Melanie Subono tegas mendukung mereka yang menolak praktek pertambangan di Raja Ampat.

"Papua bukan tanah kosong, Indonesia bukan tanah tanpa penduduk," ujar Melanie mengawali keluh kesahnya.

Melanie Subono bukan berarti anti pertambangan. Dia sendiri juga menjalankan bisnis serupa.

"Gue tidak anti tambang. Bahkan, gue ada beberapa kerja sama dengan satu atau dua tambang," jelas Melanie.

Melanie Subono pun sadar, banyak aspek kehidupan yang butuh sumber daya dari pertambangan untuk bertahan.

"Banyak hidup kita yang tidak sampai ke hari ini kalau tambang tidak pernah ada. Gue percaya, Tuhan menyiapkan benda-benda dalam tanah itu dengan tujuan, bukan buat iseng didiemin," kata Melanie.

Ilustrasi Raja Ampat (Unsplash/Ernests Vaga)

Melanie Subono tegas mendukung mereka yang menolak praktek pertambangan di Raja Ampat. (Unsplash/Ernests Vaga)

Namun, setiap pengusaha tambang juga harusnya tahu bahwa ada tata cara penambangan yang mesti dipatuhi.

Baca Juga: Di depan Muka Bahlil Pejabat Kementerian ESDM Bilang Tambang Nikel di Raja Ampat Tidak Masalah

"Semua ada cara dan aturannya. Banyak kok, tambang yang gue diemin karena peruntukan dan jalannya masih sesuai aturan. Di situ tertulis, area seperti apa yang boleh, caranya dan lain-lainnya," papar Melanie.

Kasus penambangan nikel di wilayah seperti Raja Ampat mestinya jangan sampai terulang lagi di tempat lain.

Melanie Subono berharap, peristiwa di Raja Ampat saat ini membuka mata semua pihak bahwa dalam setiap penambangan ada aturannya.

"Ada alasan aturan dibuat, untuk dituruti. Bukan besok diubah biar investor senang. Reminder aja, ada ribuan Raja Ampat lain yang nggak naik ke permukaan. Bersuara untuk mereka yuk, Indonesia sudah darurat perampasan," ajak Melanie.

Cerita kerusakan alam Raja Ampat pertama dibagikan oleh organisasi pemerhati lingkungan Greenpeace, lewat sebuah unggahan di akun Instagram mereka baru-baru ini.

"The Last Paradise. Satu per satu keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan, hanya demi kepentingan sesaat dan golongan oligarki serakah," keluh Greenpeace dalam keterangan unggahannya.

Sebelum masuk ke Raja Ampat, pertambangan nikel yang jadi bagian program hilirisasi disebut Greenpeace sudah meninggalkan kerusakan di berbagai tempat.

"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," papar Greenpeace.

Ada andil PT Antam di balik praktek pertambangan nikel yang menimbulkan kerusakan alam di wilayah Raja Ampat.

Dengan demikian, Greenpeace menuntut pemerintah mengambil sikap untuk mencegah kerusakan alam lebih parah di Raja Ampat.

"Pemerintah harus bertanggung jawab atas kehancuran alam yang semakin hari semakin marak terjadi," tegas Greenpeace.

Unggahan Greenpeace pun viral dan membuat banyak pihak ikut bersuara tentang kerusakan alam Raja Ampat imbas pertambangan nikel, termasuk dari kalangan artis.

Sebelum Melanie Subono, ada juga Denny Sumargo yang sampai memohon ke Presiden Prabowo Subianto untuk meninjau ulang kebijakan pertambangan nikel di Raja Ampat.

Ada juga eks Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti yang ikut mengecam keras tindakan PT Antam melakukan pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat.

"Terus karena perusahaan milik negara, boleh merusak laut milik negara?," tanya Susi di unggahan akun X pribadinya, Sabtu, 7 Juni 2025.

Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia memastikan bahwa lokasi pertambangan nikel tidak merusak lokasi wisata di Raja Ampat.

"Piaynemo itu pulau pariwisatanya Raja Ampat. Saya sering ke Raja Ampat," ujar Bahlil di Jakarta baru-baru ini.

Bahkan, lokasi penambangan nikel yang kini dipermasalahkan berjarak puluhan kilometer dari titik pariwisata di Raja Ampat.

"Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG itu kurang lebih sekitar 30 kilometer sampai dengan 40 kilometer," papar Bahlil.

Bahlil Lahadalia pun sependapat bahwa Raja Ampat merupakan salah satu destinasi wisata Indonesia yang harus dijaga keutuhannya.

"Wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata, yang kita harus lindungi," tegas Bahlil.

Kekinian, beredar kabar lagi yang menyebut izin pertambangan dari perusahaan di bawah naungan PT Antam sedang diberhentikan sementara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI