Soal Tambang di Raja Ampat, Kunto Aji Sarankan Greenpeace Ganti Nama dan Singgung Antek Asing

Minggu, 08 Juni 2025 | 15:20 WIB
Soal Tambang di Raja Ampat, Kunto Aji Sarankan Greenpeace Ganti Nama dan Singgung Antek Asing
Kunto Aji ikut soroti aktivitas tambang di Raja Ampat. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cerita kerusakan alam Raja Ampat imbas praktik pertambangan nikel juga ikut disorot Kunto Aji.

Namun bukan ke urusan tambangnya, Kunto Aji lebih khawatir gerakan melindungi Raja Ampat dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah.

Oleh Kunto Aji, keresahan tentang hal itu sengaja dikemas lewat tulisan berbau komedi, agar tidak terlalu menimbulkan kegaduhan namun pesannya tetap sampai.

Sebagaimana terlihat dalam salah satu unggahannya di X, Sabtu, 7 Juni 2025, Kunto Aji mengusulkan pergantian nama Greenpeace Indonesia dengan identitas yang lebih ramah dengan budaya lokal.

"Greenpeace sebaiknya ganti nama jadi Ijowoyoooo," celoteh Kunto.

Sebagaimana diketahui, cerita kerusakan alam Raja Ampat memang pertama dibagikan oleh organisasi pemerhati lingkungan Greenpeace, lewat sebuah unggahan di akun Instagram mereka baru-baru ini.

"The Last Paradise. Satu per satu keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan, hanya demi kepentingan sesaat dan golongan oligarki serakah," keluh Greenpeace dalam keterangan unggahannya.

Unggahan dari Greenpeace juga yang kemudian viral dan membuat sorotan tajam mengarah ke pemerintahan Presiden Prabowo Subianto lagi.

Belakangan, Prabowo Subianto gencar mengkampanyekan untuk masyarakat lebih waspada dengan ancaman asing, yang masuk lewat pendanaan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Bongkar Fakta Tambang Swasta di Raja Ampat, Sindir Balik Menteri ESDM Bahlil

Hal itu juga yang kemudian menjadi dasar keresahan Kunto Aji terkait cerita kerusakan alam Raja Ampat akibat praktek pertambangan nikel yang dibagikan Greenpeace.

Kemenerian ESDM dinilai tidak tegas karena hanya menghentikan operasi tambang milik anak usahan BUMN di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat sementara operasi perusahaan lain, termasuk milik investor China masih berjalan. [Antara]
Kemenerian ESDM dinilai tidak tegas karena hanya menghentikan operasi tambang milik anak usahan BUMN di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat sementara operasi perusahaan lain, termasuk milik investor China masih berjalan. [Antara]

Bisa saja, Greenpeace dianggap tidak sejalan dengan program hilirisasi pemerintahan Prabowo Subianto, yang sejak masa kampanye sudah menggaungkan pemanfaatan nikel sebagai alternatif energi bersih.

Meski dikemas dengan gaya santai, Kunto Aji tetap khawatir pemerintah bakal meredam isu kerusakan alam Raja Ampat lewat label antek asing, yang bisa saja disematkan pada Greenpeace.

"Agar tidak diisukan sebagai antek asing," tutur Kunto.

Greenpeace sendiri sebelumnya juga menyampaikan bagaimana dampak program hilirisasi pemerintah sudah merusak alam beberapa wilayah di luar Raja Ampat.

"Hilirisasi nikel, yang digadang-gadang sebagai jalan menuju energi bersih, telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat, dari Sulawesi hingga Maluku," papar Greenpeace.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI