Peluklah Luka, Merayakan Duka: Makna 'Perayaan Mati Rasa' di Netflix

Bernadette Sariyem Suara.Com
Kamis, 19 Juni 2025 | 18:30 WIB
Peluklah Luka, Merayakan Duka: Makna 'Perayaan Mati Rasa' di Netflix
Cuplikan film Perayaan Mati Rasa (Instagram/perayaanmatirasa.film)

Dari sudut pandang psikologi, apa yang dialami Ian adalah gejala umum dari trauma dan depresi.

Film ini dengan cerdas menggambarkan bagaimana masyarakat, terutama dalam konteks keluarga, seringkali menuntut seseorang untuk "tetap kuat", tanpa menyadari bahwa proses berduka membutuhkan ruang untuk merasakan sakit.

Iqbaal Ramadhan berhasil menyajikan lapisan emosi yang subtil namun meyakinkan, membuat penonton bersimpati pada perjuangan internalnya.

"Ian Antono adalah karakter yang menurutku memberikan pelajaran penting dalam perjalananku sebagai aktor. Ada kedewasaan dalam menyampaikan emosi-emosi yang sebenarnya sangat manusiawi, tetapi bagaimana kemudian mengolahnya menjadi karakter yang meyakinkan,”" kata Iqbaal.

Dinamika hubungan antara Ian dan Uta juga menjadi sorotan utama.

Rivalitas saudara (sibling rivalry) yang dipicu oleh perbandingan orang tua adalah isu yang sangat dekat dengan banyak anak muda.

Film ini menunjukkan bagaimana tragedi bisa menjadi titik balik yang memaksa mereka untuk menghancurkan tembok persaingan dan membangun kembali ikatan persaudaraan yang tulus.

Poster film Film Perayaan Mati Rasa. (Instagram/@perayaanmatirasa.film)
Poster film Film Perayaan Mati Rasa. (Instagram/@perayaanmatirasa.film)

Palet Warna Sebagai Cerminan Emosi

Untuk membedah film ini lebih dalam, kita dapat menggunakan kerangka analisis film yang dipopulerkan oleh Jacques Aumont dan Michel Marie dalam buku mereka yang fundamental, "L'Analyse des films" (Analisis Film).

Baca Juga: Tayang Hari Ini, Serial The Waterfront Suguhkan Drama Keluarga Sarat Intrik

Teori mereka tidak menawarkan satu metode universal, melainkan mengajak kita untuk melihat film dari berbagai sumbu: narasi (cerita), elemen visual dan audio (gambar dan suara), serta hubungannya dengan sejarah dan penonton.

Aumont dan Marie menekankan pentingnya analisis "tekstual", yaitu membedah bagaimana cerita disampaikan.

Dalam Perayaan Mati Rasa, narasi dibangun melalui konflik internal Ian. Alur ceritanya non-linear, seringkali melompat antara masa kini yang kelam pasca-tragedi dan kilas balik ke masa lalu yang penuh tekanan.

Struktur ini secara efektif membangun empati penonton, karena kita diajak merasakan langsung disorientasi dan fragmentasi emosi yang dialami Ian.

Film ini menjadi "teks" yang bisa dibaca lapis demi lapis, dari dialog, gestur, hingga keheningan yang sarat makna.

Analisis ikonografi (gambar dan suara) juga berfokus pada bagaimana gambar dan suara membangun makna.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI