Suara.com - Di tengah gempuran tren komedi yang terus berubah, nama Indro Warkop tetap menjadi mercusuar bagi para penggemar lawakan cerdas dan satir khas Warkop DKI.
Namun, siapa sangka, di balik tawa yang senantiasa ia hadirkan, tersimpan dilema besar bagi satu-satunya personel Warkop yang tersisa ini, yakni bagaimana menjaga roh komedi asli Warkop tetap relevan di tengah gelombang zaman yang terus bergerak.
Pertanyaan itu menjadi semakin krusial, mengingat kehadiran berbagai film adaptasi dan interpretasi Warkop di era modern.
Salah satunya seperti Warkop DKI Kartun, yang belum lama ini diumumkan Indro bersama rumah produksi Falcon Pictures.
Indro Warkop, sang legenda hidup, secara gamblang mengungkapkan tantangan itu saat hadir sebagai narasumber di podcast Raditya Dika pada 23 Juni 2025.
![Animasi Film Warkop DKI Kartun dibandingkan dengan Jumbo. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/03/68658-animasi-film-warkop-dki-kartun.jpg)
"Itu yang sebetulnya menjadi kendala," ujarnya, mengisyaratkan betapa rumitnya menyeimbangkan warisan komedi Warkop dengan selera penonton masa kini.
Komedi, menurut Indro, memiliki sifat yang sangat dinamis, layaknya angin yang tak pernah berhenti bertiup.
"Komedi itu kan bergerak. Suka denger yang kayak tebakan bapak-bapak itu nggak? Lalu ngomongin soal Warkop, wah ini udah bukan bapak-bapak lagi, opa-opa udah. Warkop itu dari 73, udah jauh banget," paparnya, menyoroti rentang waktu yang sangat panjang sejak era keemasan Warkop.
Ini bukan lagi sekadar perbedaan generasi, melainkan sebuah lompatan budaya yang signifikan.
Baca Juga: Digarap 400 Animator, Film Warkop DKI Kartun Hadirkan 3 Babak Cerita
Tantangan ini bukan hanya sekadar teori belaka, melainkan sebuah realita yang ia rasakan betul di lapangan saat mulai mengerjakan karya regenerasi Warkop DKI.
"Itu sih sebetulnya, yang membuat kami rada bingung juga," aku Indro.
Kebingungan itu menggambarkan upaya keras Indro untuk menemukan titik temu antara nostalgia yang diharapkan penggemar setia Warkop DKI, dengan preferensi humor generasi milenial dan Z.
Apakah kelucuan yang mengocok perut di tahun 70-an masih bisa bekerja efektif di hadapan penonton yang tumbuh dengan meme dan stand-up comedy?
![Indro Warkop dalam kegiatan syukuran film Kang Mak di kantor Falcon Pictures, Duren Tiga, Jakarta, Selasa (20/8/2024). [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/20/35649-indro-warkop.jpg)
Bahkan, ketika proyek besar seperti Warkop DKI Reborn pertama digarap, Indro sempat menunjukkan kehati-hatiannya.
"Sama seperti ketika Warkop DKI Reborn pertama. Itu aku diminta buat jadi konsultan komedi. Nolak aku," sebuah pengakuan yang mengejutkan, namun menunjukkan integritas dan pemahamannya yang mendalam tentang dunia komedi.