Keterlibatan di balik layar juga membuat Bryan semakin menghargai kerja keras para kru film.
Ia menyadari bahwa proses produksi jauh lebih kompleks dari yang terlihat selama ini.
“Aku jadi lebih menghargai dan respect sama orang di belakang layar. Emang dari dulu nggak pernah anggap mereka kecil sih, tapi, trust me, kami sebagai pemain, pas kami dateng, mereka udah di sana. Kami pulang, mereka masih harus bungkus semuanya,” ujar Bryan.
“Aku sebagai pemain, stres, iya, secara emosional. Tapi kalau kru itu teknis. Misal tiba-tiba hujan, gimana ngurusin setnya,” tambahnya.
![Bryan Domani dalam sesi perilisan trailer dan poster film Hanya Namamu Dalam Doaku di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/04/71399-bryan-domani.jpg)
Pengalaman intens ini turut membuat Bryan memetik pelajaran berharga tentang kerja tim dan pengorbanan yang dilakukan demi menciptakan film berkualitas.
“Jadi ya pelajarannya itu, banyak blood and tears, tapi semua penginnya sama, buat film yang baik,” pungkasnya.