"Sekarang pertanyaannya dibalik, apakah ini 'bapak polah, anak kepradah'?" tanya Sujiwo Tejo.
Sontak, pernyataan tersebut mengimplikasikan bahwa justru tingkah laku Ahmad Dhani sebagai bapak lah yang membuat anak-anaknya harus 'kepradah' atau menanggung akibat buruknya, yakni menjadi sasaran bullying.
Diserang dengan pepatah tersebut, Dhani berusaha membela diri dengan menegaskan bahwa perilaku bullying yang dilakukannya terjadi di masa lalu.
Selain itu, ayah 5 anak ini juga menekankan bullying yang dilakukannya dulu di dunia nyata, bukan di dunia maya seperti yang dialami anaknya.
"Saya bully kan dulu, zaman dulu. Waktu SMP, SMA," jawab Dhani, mencoba mengalihkan konteks.
Diskusi ini menyoroti bagaimana jejak digital dan citra publik seorang figur seperti Ahmad Dhani tak hanya memengaruhi dirinya sendiri, tetapi juga memberikan dampak langsung pada kehidupan anak-anaknya, sebuah realitas yang tak bisa ia pungkiri meskipun ia telah memberikan "suri tauladan" versinya sendiri.