Infografis
Suara.com - Tabir kisah masa lalu pernikahan musisi legendaris, Ahmad Dhani dan Maia Estianty, kembali tersingkap dan menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.
Seiring dengan momen bahagia pernikahan putra sulung mereka, Al Ghazali dan Alyssa Daguise, satu per satu cerita di balik hubungan ikonik tersebut kembali mencuat.
Itu termasuk sebuah pengakuan mengejutkan dari orang tua Maia Estianty, Harjono Sigit dan Kusthini.
Dalam sebuah cuplikan video lawas yang kembali viral di berbagai platform media sosial, Rabu (16/7/2025), terungkap bahwa restu untuk pernikahan Maia dengan Ahmad Dhani kala itu sempat tertahan.
Sang ibu, Kusthini, bahkan secara terbuka mengakui bahwa ia memiliki firasat yang kurang baik sebelum putrinya resmi dipersunting pentolan Dewa 19 tersebut.
Momen pengakuan yang emosional itu terungkap ketika Maia Estianty sendiri yang bertanya langsung kepada kedua orang tuanya mengenai kesalahan terbesar yang pernah ia perbuat di mata mereka.
Tanpa keraguan, sang ibu menyebut bahwa keputusan Maia untuk menikah dengan Ahmad Dhani adalah momen terberat bagi mereka.
Kusthini dengan jujur mengatakan bahwa ia dan suaminya sebenarnya enggan memberikan lampu hijau.
"Ketika kamu memilih jodoh (menikah dengan Ahmad Dhani), karena kami secara jujur harus mengatakan tidak setuju. Tetapi ini sudah menjadi rencana Allah," kata Kusthini dengan suara bergetar.
Baca Juga: Geram Adik Di-bully, Al Ghazali Malah Dicurigai Lita Gading Lagi Tabung Elektabilitas Politik
Mendengar pengakuan tulus dari sang ibu, Maia Estianty tak kuasa menahan haru.
Ia langsung meraih dan mencium tangan ibunya, sebuah gestur yang sarat akan makna permohonan maaf dan pengakuan atas jalan hidup yang pernah ia pilih.
Lebih lanjut, Kusthini menceritakan betapa beratnya sang suami, Harjono, yang seperti ayah-ayah lainnya, adalah cinta pertama sang putri.
Kusthini mengatakan, Harjono tak sepenuhnya ikhlas melepaskan putri tercintanya untuk menikah dengan pria yang tidak sepenuhnya mereka restui.
Meski demikian, sebagai orang tua yang bijak dan beriman, mereka memilih untuk tidak menentang takdir yang telah digariskan Tuhan.
"Tetapi semua itu, kalau tidak disentil sama Allah, maka kita tidak akan tegak," lanjut Kusthini, menggambarkan bahwa setiap ujian justru menguatkan.
