Suara.com - Malam Jumat ini, Trans TV menayangkan film horor yang yang cukup menarik berjudul The Purge. Film bermodal minim ini sukses besar di box office dan menghasilkan pendapatan puluhan juta dolar.
Penasaran bagaimana cerita film yang dibintangi Ethan Hawke dan Lena Headey? Simak sinopsisnya di bawah ini.
Pada tahun 2013, sebuah konsep horor baru yang provokatif dan mengerikan muncul ke permukaan, dibungkus dalam film berjudul The Purge.
Disutradarai oleh James DeMonaco dan dibintangi oleh aktor papan atas seperti Ethan Hawke dan Lena Headey, film ini menyajikan premis distopia yang sederhana namun brutal: bagaimana jika selama 12 jam, semua tindak kejahatan, termasuk pembunuhan, dilegalkan?
Film ini diproduksi dengan biaya yang relatif sangat rendah, hanya tiga juta dolar, namun berhasil meraup pendapatan kotor hampir sembilan puluh juta dolar di bioskop, sebuah bukti kekuatan konsepnya yang menarik.
![Film The Purge akan tayang malam ini di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/17/15229-film-the-purge.jpg)
Berlatar di Amerika Serikat tahun 2022, pemerintah yang disebut "New Founding Fathers of America" telah menetapkan sebuah tradisi tahunan yang dikenal sebagai "The Purge".
Selama satu malam, warga diberi kebebasan untuk "membersihkan" jiwa mereka dengan melakukan kejahatan apa pun tanpa takut akan konsekuensi hukum.
Tujuannya adalah untuk menjaga tingkat kejahatan dan pengangguran di bawah satu persen sepanjang sisa tahun.
Fokus cerita ada pada keluarga Sandin yang kaya raya. James Sandin, yang diperankan oleh Ethan Hawke, adalah seorang eksekutif penjualan yang sukses berkat bisnis penjualan sistem keamanan canggih untuk melindungi orang-orang selama malam Purge.
Baca Juga: Kembali Dibintangi Jennifer Love Hewitt, Berikut Sinopsis I Know What You Did Last Summer 2025
Ia, istrinya Mary (Lena Headey), dan kedua anak mereka bersiap untuk melewati malam tersebut dengan aman di dalam benteng rumah mereka yang super aman.
Namun, kedamaian mereka terusik ketika putra bungsu mereka, Charlie, melihat seorang pria terluka yang putus asa meminta tolong dan memutuskan untuk menonaktifkan keamanan untuk membiarkannya masuk.
![Film The Purge akan tayang malam ini di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/17/73973-film-the-purge.jpg)
Tindakan belas kasihan ini dengan cepat mengubah rumah mereka dari tempat perlindungan menjadi sangkar yang terkepung.
Sekelompok orang kaya yang terpelajar dengan topeng menyeramkan, dipimpin oleh seorang "Polite Leader" yang menyeramkan, tiba di depan pintu mereka.
Mereka menuntut keluarga Sandin menyerahkan target mereka, atau mereka akan menerobos masuk dan membunuh semua orang di dalamnya.
Di sinilah film bertransisi dari sebuah eksplorasi konsep sosial menjadi film thriller home invasion yang intens dan klaustrofobik.
Banyak kritikus setuju bahwa premis The Purge sangat brilian dan memiliki potensi besar untuk menjadi komentar sosial yang tajam.
Film ini menyentuh isu-isu mendalam seperti perang kelas, di mana The Purge secara implisit memungkinkan orang kaya untuk membinasakan orang miskin yang tidak mampu membeli perlindungan.
Selain itu, film ini juga dapat dilihat sebagai alegori untuk masalah kekerasan senjata di Amerika.
Namun, banyak yang merasa eksekusinya gagal mencapai potensi tersebut. Salah satu ulasan menyatakan, "sayangnya, harapan saya pupus, karena film ini tidak lebih dari tiruan murahan dan tanpa inspirasi dari Straw Dogs".
Film ini dituduh meninggalkan eksplorasi tema-tema menariknya dan malah memilih jalur yang lebih generik.
![Sala satu adegan di film The Purge, yang tayang malam ini di Trans TV. [YouTube]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/17/17139-film-the-purge.jpg)
Dari segi akting, penampilan Ethan Hawke dan Lena Headey dinilai cukup baik dan solid, namun karakter mereka terasa kurang dikembangkan.
Emosi Hawke sebagai seorang ayah yang melindungi keluarganya terasa dengan baik, dan Lena Headey berhasil menunjukkan cinta seorang ibu, meskipun beberapa tindakan karakternya dianggap klise dan dapat diprediksi.
Salah satu kritik menyebutkan bahwa film ini gagal dalam aspek penceritaan dan pembuatan film paling dasar sekalipun, di luar kegagalannya membangun premis utamanya.
Meskipun memiliki kelemahan dalam penulisan skenario, sutradara James DeMonaco berhasil menangkap trauma keluarga dengan baik dan menyisipkan beberapa momen menyeramkan dengan gaya kamera yang unik.
Ada beberapa sekuens aksi di babak ketiga yang dieksekusi dengan sangat baik dan menjadi salah satu bagian terbaik dari film ini.
Pada akhirnya, The Purge lebih berfokus pada ketegangan dan adu tembak daripada eksplorasi filosofis yang lebih dalam.
Film ini memang mengajukan pertanyaan moral "membunuh atau dibunuh", tetapi tidak pernah sepenuhnya menyelami kompleksitasnya.