Suara.com - Qory Sandioriva telah menjalani perjuangan panjang melawan penyakit autoimun yang menyerang tubuhnya selama lebih dari 17 tahun dan merusak 13 organ.
Namun, di balik semua kelelahan fisik dan batin, ada satu alasan kuat yang membuatnya terus bertahan, yakni anak sematawayangnya, Ganesa.
“Saya dikasih keberkahan anak, Ganesa itu anak kedua saya setelah anak yang pertama keguguran. Dan waktu melahirkan Ganesa, itu cukup survive," kata Qory Sandioriva saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Proses kelahiran Ganesa bukan pengalaman biasa. Qory yang masih menderita berbagai penyakit autoimun harus menjalani 36 jam perjuangan antara hidup dan mati setelah ketubannya pecah lebih awal.
Harapan untuk lahir normal pupus, dan dia akhirnya menjalani operasi sesar dalam kondisi tubuh yang nyaris tak kuat.
"Setiap orang melahirkan itu antara hidup dan mati, tapi bagi saya saat itu benar-benar titik rawan," tutur Puteri Indonesia 2009 tersebut.
Sebagai penyintas autoimun, Qory menyadari bahwa kondisinya tak bisa dianggap remeh.
Penyakit lupus dan Sjogren’s Syndrome yang diidapnya telah menyerang 13 organ vital, membuatnya nyaris buta, hingga sempat koma selama sebulan.
Namun, di tengah sakit yang berulang dan pengobatan yang melelahkan, Ganesa menjadi sumber kekuatan paling besar.
Baca Juga: DJ Bravy Ungkap Erika Carlina Stres Hingga Alami Flek Karena Diancam
"Saya sekarang kan single parent. Saya berpikir, siapa lagi yang bisa membesarkan anak saya kalau saya sakit?" ucapnya.
![Qory Sandioriva, Puteri Indonesia termuda saat berkunjung ke kantor Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 Juli 2025. [Tiara Rosana/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/17/85757-qory-sandioriva.jpg)
Selain itu, motivasi Qory Sandioriva bertambah kuat setelah dua pernikahannya gagal. Terlebih, rumah tangganya yang terakhir cukup membuat dirinya dan Ganesa mengalami trauma mendalam.
Qory bertekad untuk sembuh dan bisa selalu bersama sang putra.
"Saya termotivasi dari anak. Karena pernikahan saya yang kedua cukup memberikan trauma besar untuk saya dan anak saya," ungkap Qory.
Tak hanya dari anak, semangat hidup Qory juga bangkit dari dalam dirinya sendiri. Dia yang menyandang gelar Puteri Indonesia merasa bertanggung jawab untuk bisa sembuh dan menjadi panutan bagi masyarakat.
"Saya seorang Puteri Indonesia, diberi kepercayaan oleh negara untuk jadi inspirasi. Kalau teman-teman lain bisa sembuh, masa saya enggak bisa?" imbuh Qory.