Kini, Ayu sadar ia tidak sedang berduka, melainkan berada di tengah perburuan. Sosok pelaku Narik Sukmo tahu bahwa Ayu memiliki petunjuk terakhir dari ayahnya.
Setiap malam, teror semakin mendekat. Bayangan di sudut mata, ketukan di pintu saat tak ada orang, dan rasa sakit di dadanya yang semakin kuat menandakan bahwa sukmanya adalah target berikutnya.
Dalam keputusasaan, Ayu harus memilih antara melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya atau menyelesaikan perjuangan ayahnya untuk membebaskan jiwa-jiwa yang terperangkap.
Ia harus berpacu dengan waktu sebelum malam Jumat Kliwon berikutnya tiba—malam di mana sang dalang akan melakukan ritual puncak.
Di Desa Wangen, musuh terbesar bukanlah kematian, melainkan kehidupan tanpa jiwa. Dan Ayu harus bertarung melawan kegelapan yang mengincar sukma, satu-satunya hal yang membuatnya menjadi manusia.